Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Resmikan Pabrik Pengolahan Ikan di Papua

Kompas.com - 27/09/2013, 16:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meresmikan pabrik pengolahan ikan modern di Sorong Papua Barat. Pabrik milik PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong ini, merupakan unit pengolahan ikan yang dulunya pernah berhenti beroperasi selama beberapa tahun.

Dahlan pada sambutannya mengapreasiasi langkah direksi Perikanan Nusantara menghidupkan satu per satu unit bisnis yang sempat terhenti karena kesulitan keuangan.

"Hidupkan perusahaan diperlukan pemikiran dan kerja keras. Pak Dirut ini sebelumnya menjadi Dirkeu. Utang dibereskan. Tahun pertama lolos utang. Tahun kedua bagaimana hidup," ucap Dahlan saat peresmian unit pengolahan ikan di Sorong Papua Barat, Jumat (27/9/2013).

Bahkan ketika produksi ikan dan produk turunannya bisa sampai tembus pasar ekspor, Dahlan mengaku akan datang kembali ke lokasi pengolahan ikan di Sorong ini. "Kalau Sorong bisa ekspor, saya berjanji datang ke sini mau antar ekspor," sebutnya.

Menurut Dahlan, pabrik pengolahan ikan milik Perikanan Nusantara masih berbenah. Ketika keuangan dan kinerja membaik, Dahlan meminta dibuka akses untuk warga dan pelajar bisa belajar di unit pengolahan ikan pelat merah ini.

"Ini sudah bernafas, bisa duduk, bisa jalan, tapi belum bisa lari. Setelah sehat siswa SMK bisa kerja praktek, universitas bisa belajar di sini. Ini bisa jadi kebanggaan Sorong dan Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perikanan Nusantara Abdussalam Konstituanto menjelaskan, pihaknya sempat menutup beberapa unit pengolahan ikan karena persoalan keuangan dan kerusuhan sosial.

Namun satu per satu unit bisnis kembali dihidupkan. Salah satunya di Sorong karena potensi ikan yang sangat besar. "Sorong diresmikan pak Dahlan, sejarahnya tidak pernah untuk produksi dan alat produksi hancur karena krisis dan kerusahan. Dengan adanya unit pengolahan ikan. Potensi daerah besar. Sorong berada wilayah potensi sumber daya ikan besar," jelasnya.

Diakuinya saat ini, Perikanan Nusantara memiliki 9 cabang yang tersebar di pusat-pusat penghasil perikanan di Indonesia. Sembilan cabang ini sekarang berkontribusi positif terhadap pendapatan perseroan. Menurutnya kinerja positif diperoleh berkat inovasi dan kerja keras.

"Tidak ada bantuan pemerintah. Kami tidak mau dapat PMN. Kami ingin usaha sendiri dan optimalisasi aset. Tahun 2007 sampai 2012 masa pemulihan artinya dari 11 cabang Perikanan Nusantara efisienkan jadi 9," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com