Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Mobil Murah karena Waktu yang Tidak Tepat?

Kompas.com - 02/10/2013, 10:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan melihat, kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) menjadi polemik hanya karena masalah waktu (timing) yang tidak tepat. Menurutnya, LCGC bukanlah perkara baru. Itu sudah dipersiapkan 2-3 tahun yang lalu.

Namun, karena keterlambatan administratif sehingga baru keluar pada tahun ini ketika kondisi ekonomi sedang goyah. "Tanya orang otomotif. Mereka itu nunggu-nunggu kok tidak ditandatangani terus, sampai sekarang baru diteken, jadi timingnya aja. Waktu itu kita belum membicarakan perlambatan prekonomian kan," kata dia di Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Oleh karenanya, lanjut dia, banyak yang sudah indent tahun lalu. Namun, ia mengatakan karena sudah diputuskan, maka kebijakan tersebut mau tidak mau harus berjalan. "Paling-paling nanti bagaimana mengurangi dampak negatif. Itulah karena terlalu ditunda-tunda dulu ya," lanjut Anton.

Kebijakan LCGC yang dikeluarkan pemerintah memang memunculkan kontroversi. Mulai dari kemacetan ibukota, ancaman terhadap ketahanan energi, sampai potensi pajak yang menguap yang ditaksir mencapai Rp 10 triliun per tahun.

Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta Tulus Abadi, Sabtu (28/9/2013) menjelaskan, potensi kerugian negara itu muncul dari berkurangnya penerimaan pajak akibat kompensasi 10 persen dari pajak penjualan barang mewah (PPnBM) yang diberikan Pemerintah untuk mobil murah.

Sementara itu, Analis Kebijakan Publik dari Universitas Paramadina Dinna Wisnu, Sabtu, mengatakan kebijakan LCGC justru akan menggerus BBM bersubsidi. Menurutnya, sebenarnya orang yang tertarik membeli mobil murah ini adalah mereka yang tidak sanggup membeli Pertamax dalam jumlah besar.

Padahal, diprediksikan, dari seluruh agen pemegang merek yang memproduksi mobil tersebut, jumlah mobil yang dikeluarkan mencapai 600.000 unit per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com