Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masukan Karet dan Sawit di APEC, Indonesia Ubah Strategi

Kompas.com - 03/10/2013, 08:11 WIB


NUSA DUA, KOMPAS.com -
Indonesia berupaya memasukkan produk kelapa sawit dan karet ke dalam daftar produk yang ramah lingkungan dalam lingkup APEC. Bahkan, akan diupayakan lebih banyak lagi produk masuk dalam produk ramah lingkungan meski akan butuh negosiasi alot.Meski begitu, Indonesia tidak akan mundur dan akan terus memperjuangkannya pada pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) tahun depan.

Upaya memasukkan kedua produk itu dalam daftar produk yang ramah lingkungan (enviromental good list/EG list) APEC 2014 akan dilakukan bersamaan dengan pembahasan proposal baru yang lebih konseptual dan mengakomodasi lebih banyak produk berdaya saing.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, Rabu (2/10/2013), di Nusa Dua, Bali, mengatakan, target Indonesia adalah agar prakarsa baru itu disetujui dalam pertemuan tingkat menteri pada 4-5 Oktober 2013 dan dicatat dalam pertemuan para pemimpin APEC. ”Supaya ada momentum untuk mengegolkan dan mulai dibahas tahun 2014 sehingga bisa diimplementasikan tahun 2015,” katanya.

Produk-produk yang diusulkan masuk dalam prakarsa baru itu harus memiliki tiga kriteria, yaitu memenuhi unsur dalam pembangunan berkelanjutan, pembangunan kawasan pedesaan dan pengentasan kemiskinan. Dengan begitu, tidak hanya mengakomodasi produk sawit dan karet, tetapi juga akan lebih banyak produk lain, terutama produk pertanian dan kehutanan yang bisa dijangkau. ”Pendekatannya jauh lebih konseptual dan dampaknya lebih signifikan,” ujarnya.

Meski prakarsa baru dimunculkan, Indonesia tetap akan mendorong produk sawit dan karet masuk dalam EG list APEC. ”Sehingga nanti negosiasi yang dilakukan bisa paralel,” ujarnya. Prakarsa itu harus diputuskan di tingkat menteri.

Tahun lalu, ekonomi APEC menyepakati 54 produk masuk daftar produk ramah lingkungan APEC. Tidak ada satu pun produk Indonesia dalam daftar itu.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri sekaligus Ketua Sidang Pejabat Senior APEC 2013 Yuri O Thamrin mengatakan, dalam proposal baru yang lebih konseptual nanti, tidak hanya produk sawit dan karet yang masuk, tetapi juga produk lain yang memenuhi tiga kriteria di atas dan kompetitif.

Semakin luas jangkauan produk yang bisa masuk dalam proposal baru, semakin bermanfaat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di daerah dan di pedesaan. Yang termasuk dalam EG list mayoritas produk manufaktur dimana Indonesia belum kompetitif. (MAS/WSI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com