Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Jakarta Tak Bisa Jadi Sentra Produksi Unggas

Kompas.com - 03/10/2013, 13:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan, meski kebutuhan terbesar produk unggas, juga daging sapi ada di ibukota, namun Jakarta tidak bisa dijadikan sebagai pusat logistik.

"Mumpung ketemu sama pak Wamentan, saya mau bilang tidak mungkin investasi di Jakarta," kata Basuki dalam pembukaan International Livestock and Dairy Expo (ILDEX) Indonesia 2013, di Grha Niaga, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Basuki juga mengatakan tidak mungkin ada rumah pemotongan unggas (RPU) maupun rumah pemotongan hewan (RPH) di Jakarta. Selama ini kebutuhan ibukota dicukupi dari sentra-sentra produksi produk unggas seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Lampung.

"Kami sempat ada sedikit kesalahpahaman dengan pelaku usaha. Saya bilang lebih baik yang hanya bisa menggaji orang pas-pasan pergi saja dari Jakarta," katanya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, tidak mungkin dengan pendapatan Rp 2 juta per bulan, buruh memikirkan rumah layak untuk tempat tinggal. "Tentu kami membantu dengan KJP dan KJS. Tapi bukan berarti itu bisa bantu dia beli rumah. Nah karena inilah pengusaha harusnya mulai bergeser. Pusat logistik ada di luar Jakarta saja," lanjut dia.

Di hadapan Wamentan, Rusman Heriawan, Basuki juga memberikan contoh beberapa daerah yang potensial untuk peternakan diantaranya, Bangka, Belitung, dan Kalimantan.

Pusat Logistik Terpadu

Pada kesempatan itu, Basuki juga mengungkapkan, pihaknya  menyiapkan dua lokasi sebagai pusat logistik terpadu di Karawang dan Lampung untuk mencukupi kebutuhan daging dan sembako di ibukota. "Kami juga siapkan pusat logistik di Kerawang dan Lampung dengan BUMD kami. Jadi kebutuhan telur, susu dan daging itu bisa terjaga," katanya.

Pusat logistik itu nantinya akan dikembangkan oleh dua BUMD, yakni PT Pembangunan Jaya dan PD Pasar Jaya. Pusat logistik tersebut berupa gudang penyimpanan daging dan sembako seperti beras. "Ini untuk suplai-suplai ke pasar tradisional. Pembangunannya realisasinya tahun depan," ujarnya.

Di sisi lain, sebutnya, pemerintah seharusnya malu selalu bergantung pada impor bahkan untuk mencukupi kebutuhan Jakarta.

Ia menceritakan dulu ketika menjadi bupati, ia berencana menjadikan bekas lahan pertambangan untuk dijadikan lahan penggembalaan. Ia menegaskan Indonesia butuh lahan penggembalaan. Ia menyebut beberapa daerah yang potensial diantaranya Bangka, Belitung dan Kalimantan. "Jadi swasembada bukan hitungan kertas. Mumpung depan Wamen (Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan) kita ngomong," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com