Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APEC, Penutupan Bandara Ngurah Rai Direspons Nyinyir oleh Asing

Kompas.com - 04/10/2013, 14:32 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Penutupan Bandara Ngurah Rai Bali dalam rangka perhelatan APEC berdampak terhadap sekitar 17.000 turis yang akan menikmati liburan ke Bali.

Terminal penumpang baru di Bandara Ngurah Rai menjadi salah satu simbol keberhasilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Memiliki atap berbentuk gelombang, bandara tersebut menawarkan berbagai fasilitas modern bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Akan tetapi, penutupan Bandara Ngurah Rai dalam rangka APEC tak urung memunculkan berbagai respons negatif terhadap Pemerintah RI.

"Disayangkan tentunya, padahal dia (Presiden SBY) tidak menghasilkan perubahan apa-apa dalam pertemuan APEC," ujar Greg Fealy, seorang profesor di Australian National University in Canberra sebagaimana dikutip Bloomberg, Jumat (4/10/2013).

Terminal penumpang yang baru di Bandara Ngurah Rai, Bali, diinspeksi oleh Presiden SBY pada 24 September, setelah sebelumnya diuji coba saat pergelaran Miss World.

Keberadaan terminal penumpang yang baru itu diharapkan mampu menampung mereka yang datang melalui bandara tersebut menjadi 16 juta wisatawan macanegara dari sebelumnya 7,7 juta wisatawan per tahun.

Sementara itu, daya tampung untuk wisatawan domestik diharapkan bisa meningkat menjadi 9,4 juta dari sebelumnya 1,5 juta orang per tahun.

Terkait penutupan bandara selama penyelenggaraan APEC, PT Garuda Indonesia membatalkan 139 penerbangan domestik dan internasional. Sementara itu, AirAsia memutuskan telah membatalkan 81 penerbangan. Adapun Lion Air terpaksa membatalkan sekitar 65 penerbangannya ke Bali terkait hajatan besar tersebut.

"Tentunya, penutupan bandara tersebut akan merugikan komunitas lokal yang ada di Bali karena mereka sangat tergantung pada industri pariwisata," ujar analis industri penerbangan Standard & Poor’s Singapura, Shukor Yusof.

Tak hanya bagi penduduk lokal, penutupan Bandara Ngurah Rai juga dikeluhkan oleh para wisatawan asing, seperti yang dirasakan Lisa Coombes, wisatawan asal Inggris yang datang ke Bali bersama anaknya yang berusia 2 tahun. Saat berada di bandara, dia harus mengantre sangat lama untuk menyelesaikan urusan imigrasi.

"Ini benar-benar kacau, apalagi saat anak sedang rewel. Saya sebelumnya tidak mengetahui tentang acara APEC. Namun saya melihat spanduk itu di mana-mana. Ada baiknya tidak berada di sini saat acara itu berlangsung," ujarnya.

Kendati demikian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu menyatakan bahwa ada ribuan delegasi yang hadir di acara APEC sehingga hal itu akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

"Ini sekaligus ingin mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan mampu menyelenggarakan kegiatan bertaraf internasional seperti ini," ucapnya.

APEC digelar pada 5-8 Oktober, sedangkan Presiden AS Barack Obama telah menyatakan tidak bisa datang dalam acara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com