Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Visi dan Misi Pemerintah terkait Pangan Dinilai Tak Fokus

Kompas.com - 14/10/2013, 20:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS), Tejo Wahyu Jatmiko mengatakan, urusan pangan sebetulnya menjadi prioritas pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 bersama sektor pertambangan.

Namun, ia mempertanyakan urusan pangan justru menjadi prioritas kelima dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Menurutnya, negara Indonesia bisa mencapai kemandirian pangan jika urusan pangan menjadi prioritas pemerintah, baik di RPJP maupun RPJMN, RKP, bahkan tercermin sampai penganggaran.

"Saya juga agak surprise, RPJP itu ada di pertanian dan tambang, kenapa implementasinya berbeda. RPJP itu yang buat Bappenas dan DPR,orang-orang pinter lah. Sementara pelaksanaannya itu (RPJMN) visi-misi presiden. Tapi, visi-misi ini belok dulu, ini yang ke depan kita akan sampaikan lebih keras," kata Tejo kepada Kompas.com, di Jakarta, Senin (14/10/2013).

Tejo membenarkan ketika ditanya bahwa tidak tercapainya swasembada sebetulnya sudah terlihat dari sejak perumusan RPJMN. Ia melemparkan sejumlah argumen, yakni berkurangnya jumlah rumah tangga petani sebanyak 5 juta selama 10 tahun (BPS), alih lahan pertanian, serta tingginya impor komoditas strategis.

"Swasembada mana yang tercapai, semakin jauh kita dari kata swasembada. Dan alasannya tidak masuk akal, tidak dapat lahan. Kita minta presiden punya visi yang jelas. Kemampuan manajerial SBY lemah, karena menyerahkan kepada kementerian teknis," katanya lagi.

Akibatnya, lanjut Tejo, ketika Kementerian Pertanian berencana memperluas areal tanam, sementara Kementerian Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional tidak memberikan, maka mustahil lahan pertanian bertambah luas.

Salah satu indikasi bahwa urusan pangan tak menjadi prioritas adalah alokasi anggaran yang minim.

Dari catatan Kompas.com, anggaran untuk mencapai komoditas kedelai misalnya sangat jauh dari kebutuhan. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai swasembada kedelai sebesar Rp 2,81 triliun. Namun realisasinya hanya sekitar Rp 700 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebas Tugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com