Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Investasi, Buruh Enggan Jadi Kambing Hitam

Kompas.com - 02/11/2013, 15:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Perwakilan para buruh membantah bahwa demonstrasi buruh yang kerap digelar untuk meminta kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebagai penyebab malasnya investor menanam modal di Indonesia. Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhamad Rusdi mengatakan, jika tuntutan kenaikan UMP pun diwujudkan, maka ekonomi akan terus tumbuh sehingga banyak investor tetap tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Karena daya beli buruh meningkat, yang tadinya enggak sarapan, beli lontong sayur. Yang tadinya enggak ngojek, jadi ngojek. Sektor-sektor informal malah tumbuh," kata Rusdi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (2/11/2013).

"Artinya kita enggak hanya memikirkan buruh pekerja. Kita enggak mau dikambinghitamkan menjadi penyebab investasi turun," sambungnya.

Rusdi menambahkan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi yang masuk pada kuartal ketiga 2013 tercatat mencapai angka tertinggi pada jumlah Rp 100,5 triliun. Ini menunjukkan Indonesia masih diminati sebagai negara pilihan berinvestasi.

Namun, argumen Rusdi itu dibantah oleh Anton Supit. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu mengatakan, meski investasi pada kuartal ketiga 2013 di BKPM tercatat sebagai yang tertinggi, aliran investasinya perlu diperhatikan.

"Saya bantah Rusdi. Memang di kuartal ketiga investasi tinggi. Tapi di manufaktur, dari 2012 yang punya 15 juta tenaga kerja, sejak Februari 2013 lalu turun menjadi 14 juta tenaga kerja," tekan Anton.

Anggota Komisi IX DPR RI, Indra, menambahkan, berdasarkan riset World Bank, yang menjadi penghambat tumbuhnya investasi adalah adanya pungutan liar, bukan biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, menurutnya, negara bertanggung jawab dalam memusnahkan adanya pungutan liar sehingga tak mengganggu minat investor untuk berusaha di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com