Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI: Paket Bali Seimbangkan Kepentingan di WTO

Kompas.com - 12/11/2013, 11:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia mengklaim Paket Bali yang mengusung isu trade facilitation, isu pertanian, serta isu negara amat terbelakang (LDCs) mampu menyeimbangkan kepentingan negara maju, negara berkembang, dan negara amat terbelakang dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sebagaimana diketahui, Indonesia menyusun Paket Bali sebagai mini proposal, menyusul tak pernah tuntasnya perundingan 19 isu dalam Putaran Doha yang berlangsung sejak 2001.

"Upaya perundingan Doha sampai sekarang tidak berhasil, buntu. Hal ini mendorong Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT WTO dengan target pencapaian adalah Paket Bali. Paket Bali inilah yang bisa menyeimbangkan kepentingan WTO," ujar Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Iman menuturkan, sejak 1994 terdapat jurang pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan berkembang, meskipun telah difasilitasi dalam sebuah organisasi dunia yang dinamakan WTO.

Perjanjian WTO dinilai tak mampu merespon kebutuhan negara berkembang. Oleh karena itu, pada 2001 dimulailah Putaran Doha, meski hingga saat ini masih buntu. "Kemudian, ketika kita mempunyai kapasitas mencontoh negara maju, negara lain mempermasalahkannya sebagai kebijakan proteksionis yang bertentangan dengan kesepakatan WTO," kata Iman yang mewakili Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi membuka diskusi panel bertajuk "Peran dan Kepentingan Indonesia dalam WTO" tersebut.

Atas dasar itu, lanjut Iman, Indonesia perlu mengambil peran lebih penting dalam perundingan WTO. Terlebih lagi kata dia, Indonesia menjadi ketua kelompok G33 dan G20 dimana kelompok ini bergerak pada isu sama, pertanian yang berimplikasi terhadap pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan.

Di lain pihak, ia mengaku tak bisa menyalahkan WTO jika ternyata komitmen Indonesia terhadap "polisi perdagangan dunia" itu belum mampu memberikan lompatan perekonomian. Hal itu lantaran masih banyaknya dinamikan perekonomian internal yang masih katur marut. "Kita tidak bisa menyalahkan WTO dari masalah yang bersifat internal," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com