Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 21 Persen Masyarakat Indonesia Paham Produk dan Jasa Keuangan

Kompas.com - 19/11/2013, 12:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, saat ini hanya 21 persen masyarakat Indonesia yang paham terhadap produk dan jasa keuangan.

Dari Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan atas 8.000 respoden di 27 propinsi, dijelaskan 75,69 persen masyarakat Indonesia belum paham produk dan jasa keuangan. Adapun yang kurang paham mencapai 2,06 persen, dan tidak paham sama sekali 0,41 persen.

Dengan demikian, 21,84 persen masyarakat Indonesia tergolong well literate dan indeks utilitas sebesar 59,74 persen.

"Untuk sektor perbankan yang memiliki pasar terbesar di sektor keuangan nasional, 21,80 persen masyarakat Indonesia yang memahami produk dan jasa perbankan. Meskipun 57 dari 100 penduduk memanfaatkan produk dan jasa keuangan," kata Muliaman dalam sambutannya dalam acara Peresmian Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, Selasa (19/11/2013).

Sementara itu untuk industri asuransi, hanya 17,84 persen masyarakat Indonesia yang paham akan jasa dan produk asuransi. Hal ini berarti hanya 18 dari 100 orang penduduk tergolong paham terhadap program dan jasa produk industri asuransi.

"Dari seluruh penduduk Indonesia, 72,10 persen masyarakatnya belum mengenal produk dan jasa lembaga pembiayaan, sedangkan yang tergolong well literate mencapai 9,80 persen, yang berarti 10 dari 100 penduduk paham akan produk dan jasa lembaga pembiayaan," ujar Muliaman.

Lebih lanjut Muliaman memaparkan hanya 7,13 persen masyarakat Indonesia yang mengenal dana pensiun dengan baik. Untuk sektor pasar modal, 93,79 persen masyarakat Indonesia tidak mengenal tentang padar modal. Hal ini berarti dari setiap 100 orang penduduk, terdapat 94 orang yang tak kenal pasar modal.

"Di sektor pegadaian, 15 orang dari 100 penduduk Indonesia telah memahami pegadaian dan produknya. Namun pemanfaatannya hanya sekitar 5 persen," ungkapnya.

Hari ini Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangam diresmikan implementasinya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Muliaman mengatakan, upaya peningkatan literasi keuangan nasional bersifat penting dan strategis.

Peningkatan pemahaman dan pemanfaatan produk jasa keuangan dianggap sebagai langkah awal dan mendasar bagi perluasan akses peningkatan kontribusi dan peningkatan kualitas produk jasa keuangan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com