Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilematisnya Sistem Transportasi di Jabodetabek

Kompas.com - 21/11/2013, 11:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi belum lepas dari ancaman kemacetan meski pemerintah terus menambah sarana transportasi publik, salah satunya penambahan commuter line (KRL).

Hal itu disebabkan konsekuensi penambahan KRL adalah pengurangan jarak antarkereta (headway). Saat ini headway kereta api yang melintasi Jabodetabek sekitar 15 menit. "Tapi kalau headway-nya diturunkan jadi 5 menit, yang bermasalah adalah bagi jalan raya," kata Kasi Penataan Direktoras Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Kementerian Perhubungan, Rosita, di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Artinya, lanjut Rosita, semakin dekat headway, maka pintu perlintasan akan menutup lebih sering. Dengan demikian, antrean kendaraan di jalan raya pada perlintasan sebidang bisa kian panjang. "Ini yang akan kita hindari. Kita akan bekerja sama dengan Pemda DKI untuk meningkatkan perlintasan tak sebidang," lanjut Rosita.

Sebagai informasi, dengan anggaran Rp 62,5 miliar, Pemprov DKI berencana membangun sepuluh jalan, tujuh di antaranya adalah jalan underpass (UP) dan tiga lainnya jalan layang (FO).

Adapun lokasi pembangunan simpang tak sebidang tersebut yaitu:
1. UP Guntur-Cik Ditiro dengan anggaran Rp 7,5 miliar
2. UP Kartini Rp 10 miliar
3. UP Halimun-Madiun Rp 5 miliar
4. UP Industri Rp 5 miliar
5. UP Garuda Rp 5 miliar
6. UP Cendrawasih Rp 10 miliar
7. UP Permata Hijau Rp 5 miliar

Tiga jalan layang yang akan dibangun:
1. FO Gunung Sahari Rp 5 miliar
2. FO Mangga Dua Rp 5 miliar
3. FO Kuningan Selatan Rp 5 miliar

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Ery Basworo, Rabu (30/1/2013), mengatakan, pembangunan jalan-jalan itu bertujuan untuk meningkatkan keselamatan para pengguna jalan yang melintas di pelintasan rel kereta api.

"Dengan dibangunnya perlintasan tidak sebidang, maka seiring dengan penambahan frekuensi perjalanan KRL tidak akan mengganggu lalu lintas kendaraan bermotor," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com