Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tol Atas Laut Tak Boleh Bersaing dengan Tol Trans Jawa

Kompas.com - 27/11/2013, 16:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman memastikan, proyek jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya tak boleh bersaing dengan jalan bebas hambatan yang eksisting di daratan, Trans Jawa.

"Sekarang kita melakukan feasibility study. Jalan tol yang sedang kami inisiasi ini tidak boleh bersaing dengan jalan tol yang sudah ada, sehingga mungkin prioritas kami dari Semarang sampai Surabaya," kata Adityawarman ditemui di sela-sela Kompas 100 CEO Forum, di JCC, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Kemungkinan besar, sebagian ruas proyek sepanjang 800 kilometer tersebut akan dibangun di bagian utara Semarang mulai dari Demak, Kudus, Pati, sampai ke Gresik Jawa Timur. Sementara yang ke arah barat Semarang, Solo, Kertosono, Jawa Tengah akan melalui darat.

Adapun yang menjadi asalan utama proyek jalan tol di atas laut tak lain karena urusan lahan. Hingga saat ini pembebasan lahan tol Trans Jawa masih menjadi hambatan utama pembangunan jalan tol.

"Masalah utama membebaskan tanah itu lama dan enggak ada kepastian. Sudah begitu isunya, pembangunan jalan tol mengganggu lingkungan, mengurangi sawah-sawah," ujarnya.

Namun, kata dia, pilihan membuat jalan tol di atas laut juga bukan pilihan yang mudah. Hal itu lantaran, investasi yang dibutuhkan sangat besar. Ia menaksir jalan tol atas laut Jakarta-Surabaya jauh lebih besar dibanding jalan tol Bali yang diresmikan beberapa bulan lalu.

Jenis ombak, kedalaman, dan kondisi geologis yang berbeda dari Bali, membuat proyek jalan tol atas laut Jakarta- Surabaya membutuhkan pondasi yang lebih kuat. Otomastis dana yang dibutuhkan pun tak sedikit.

"Konstruksinya mahal, tapi kalaupun mahal ini harus dikerjakan untuk menjawab bahwa yang dibutuhkan adalah percepatan, terobosan," lanjutnya.

Untuk proses tender pelaksana studi kelayakan bakal dibuka pada pertengahan Desember, dan diperkirakan pemenang tender akan ditentukan Januari 2014 mendatang. Saat ini bersama konsultan, Jasamarga tengah melakukan studi kelayakan, dan menghitung internal rate of return (IRR) atau tingkat keuntungan yang bakal dinikmati investor.

Menurutnya, dari sisi investor akan memandang proyek ini layak jika memiliki IRR antara 15-16 persen. "Kalau (hasil perhitungan) mahal, dan ternyata dihitung IRR katakanlah cuma 13 persen, ini pemerintah mau sharing apa?" pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com