Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KAI Tak Mau Garap Proyek KA Bandara, Jika...

Kompas.com - 06/12/2013, 09:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan mengatakan, PT KAI tidak akan ikut menggarap proyek kereta api bandara Soekarno Hatta, jika proyek tersebut berbentuk private public partnership (PPP).

Ditemui usai meneriman penghargaan sebagai Best of the Best CEO BUMN 2013 dari majalah BUMN Track, Kamis malam (5/12/2013), Jonan menjelaskan jika proyek tersebut digarap cara PPP, artinya separuh anggaran proyek menggunakan dana APBN.  Menurutnya, dana APBN sebaiknya digunakan untuk infrastruktur di daerah.

“Kalau dibantu, KAI enggak mau ikut. KAI ngerjain sendiri saja. Kenapa? Kalau pakai APBN untuk bangun KA Bandara Soetta menurut saya prinsip berkeadilannya APBN enggak ada. Wong ABPN itu spiritnya NKRI. Mana di daerah-daerah itu infrastrukturnya masih jauh dari cukup?” tutur Jonan.

“Ya mbok buat bangun itu. Ngapain dibuat bangun KA Bandara Soetta untuk orang yang mau naik pesawat terbang? Udah saya bangun sendiri enggak pakai APBN. Sepakat kan?” kata dia lagi.

Sebelumnya, pemerintah telah menawarkan 27 proyek infarastruktur dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta (Public Private Partnership/PPP) dengan nilai 47,52 miliar dolar AS atau sekitar Rp 551,2 triliun dalam buku PPP Project Plan 2013.

Beberapa proyek kereta api yang ditawarkan meliputi Proyek Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Terminal Kereta Api Terpadu Gedebage Bandung dan revitalisasi stasiun Kereta Api dan pedestrian Maliboro Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com