Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuwait Pertimbangkan Batal Bangun Kilang di Indonesia

Kompas.com - 11/12/2013, 10:27 WIB


JAKARTA, KOMPAS,com
- Kuwait Petroleum Corporation mempertimbangkan untuk membatalkan rencana pembangunan kilang di Indonesia. Pembatalan pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barrel per hari dengan nilai investasi Rp 90 triliun itu karena Pemerintah Indonesia tidak bersedia memenuhi permintaan sejumlah insentif yang mereka ajukan.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PT Pertamina (Persero) Mohamad Afdal, Selasa (10/12/2013), di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan kepada Kuwait Petroleum Corporation (KPC) secara formal bahwa pemerintah tidak dapat memberikan insentif kilang sesuai harapan investor. ”Mereka menyatakan, ’it’s no hope’,” kata Afdal.

Menurut Afdal, permintaan insentif itu dinilai terlalu banyak dan memberatkan pemerintah.

Sebagaimana diketahui KPC meminta sejumlah insentif, seperti pembebasan Pajak Penghasilan (PPh) atau tax holiday selama 30 tahun dan selanjutnya 5 persen. Padahal, saat ini, PPh badan sebesar 20 persen.

Perusahaan asal Kuwait itu juga meminta keringanan pajak yang lain, seperti pajak daerah dan bea masuk. Pihak KPC telah menuntaskan studi kelayakan pembangunan kilang di Indonesia dan hasilnya kilang tidak ekonomis jika dikenakan pajak sesuai yang berlaku.

Selain KPC, ada investor lain yang juga berminat membangun kilang di Indonesia dengan kapasitas 300.000 barrel per hari (bph), yakni Saudi Aramco Asia Company Limited. Saat ini, perusahaan itu melakukan studi kelayakan untuk menentukan keekonomian kilang yang ditargetkan bisa selesai awal 2014.

Pembangunan kilang diperlukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi dan produk bahan bakar minyak. Saat ini, kapasitas kilang BBM milik Pertamina 1 juta bph. Dengan kebutuhan BBM 1,5 juta bph, butuh kapasitas kilang 2 juta bph. Kapasitas produksi kilang saat ini sekitar 80 persen karena sudah tua.

Sebelumnya Wakil Direktur Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institut) Komaidi Notonegoro menyatakan, dengan kondisi itu, perlu penambahan 3-4 kilang dengan kapasitas masing-masing 300.000 bph. Jika kilang yang dibangun berskala kecil 100.000-150.000 bph, lebih banyak lagi kilang yang harus dibangun. Jika pembangunan kilang terus tertunda, akan memengaruhi ketahanan energi nasional. ”Kalaupun sekarang dibangun, kilang baru beroperasi 3-4 tahun ke depan karena pengerjaan konstruksinya butuh 2-3 tahun,” ujarnya. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com