Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Hadir, Persaingan Industri Asuransi Kesehatan Makin Ketat

Kompas.com - 13/12/2013, 17:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memandang hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun depan akan memperketat persaingan industri asuransi kesehatan.

Adanya BPJS Kesehatan disinyalir akan menimbulkan kemungkinan benturan dengan asuransi kesehatan. Lini asuransi tersebut beberapa waktu belakangan memang tumbuh secara signifikan lantaran semakin banyak masyarakat yang melirik lini asuransi tersebut.

"Fenomena BPJS kesehatan masuk ke kelas 2 dan kelas 1, apakah ini tidak berbenturan dengan industri asuransi? Sehingga nanti banyak perusahaan asuransi baru yang masuk ke bisnis ini," kata Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor dalam konferensi pers laporan kinerja asuransi umum dan reasuransi di Kantor Pusat AAUI, Jumat (13/12/2013).

Julian menjelaskan AAUI telah membentuk tim guna membicarakan topik tersebut dengan pihak BPJS Kesehatan. "Diharapkan pembahasan terkait hal tersebut bisa diputuskan dalam waktu yang tidak lama sehingga saat proses transformasi BPJS Kesehatan nanti pelaku industri asuransi tidak merasa terganggu," ujarnya.

Lebih lanjut, Julian menjelaskan sebenarnya kehadiran BPJS bersifat baik bagi industri asuransi. Ini karena bila seluruh masyarakat masuk dalam program tersebut untuk memperoleh manfaat, maka industri hanya tinggal menangani hal-hal yang sifatnya on top atau manfaat tambahannya.

Hingga kuartal III-2013, premi asuransi kesehatan dan kecelakaan diri tercatat sebesar Rp 4,75 triliun, meningkat 31,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 3,62 triliun.

Julian memaparkan saat ini catatan asuransi kesehatan masih digabung dengan kecelakaan diri, akan tetapi porsi premi asuransi kesehatan mencakup kurang lebih 70 persen dari jumlah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com