Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Janji Studi Kelayakan Smelter Rampung Awal 2014

Kompas.com - 18/12/2013, 18:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun UU Nomor 4 tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara telah bergulir selama 4 tahun, rencana PT Freeport untuk membangun pabrik pemurnian bijih mineralnya (smelter), masih sebatas studi kelayakan.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik Boedioro Soetjipto mengklaim, perusahaan tambang yang berinduk pada Amerika Serikat itu, tetap berkomitmen untuk mematuhi aturan minerba.

"Iya kami sudah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Ada 3 perusahaan smelting kan, Anda tahu. Kami juga sedang lakukan feasibility study (FS) Itu kan artinya kita menuju pada pembangunan smelter," kata Rozik, di Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Ditemui usai menyampaikan keluhan kepada Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Rozik memastikan jika aturan minerba tersebut diberlakukan pada 12 Januari 2014, dampak paling signifikan yang dialami Freeport adalah penurunan produksi dan kemungkinan pengurangan karyawan.

"Kan kalau memang diberlakukan, kita hanya bisa beroperasi dengan kapasitas sesuai dengan yang bisa diserap smelting, 40 persen," kata Rozik.

Sebagaimana diketahui, aturan minerba tersebut mengamanatkan setiap perusahaan tambang untuk membangun smelter. Pemerintah ingin produksi tambang memiliki nilai tambah sebelum diekspor keluar.

Dia mengklaim Freeport sudah memiliki itikad untuk mengolah hasil tambangnya di dalam negeri. "Soal yang bangun (smelter) Freeport sendiri, pihak ketiga atau kerjasama dengan pihak ketiga, itu hal-hal yang akan dilihat dari hasil FS," sambungnya.

Rozik memperkirakan FS baru akan selesai pada Januari 2014, pada bulan yang sama saat aturan minerba diberlakukan. Ia menuturkan, dalam pertemuannya dengan Hatta, Freeport meminta pemerintah untuk memikirkan dampak negatif dari pemberlakuan aturan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com