Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemegang Saham Restui Bank Permata "Rights Issue"

Kompas.com - 19/12/2013, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemegang saham menyetujui langkah PT Bank Permata Tbk menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas VI untuk meraup dana Rp 1,5 triliun.

Dalam keterangan resminya, Kamis (19/12/2013), manajemen Bank Permata menyatakan dana yang diterima dari rights issue akan digunakan untuk membiayai penyertaan modal pada PT Astra Sedaya Finance (ASF).

Dalam rights issue tersebut, Bank Permata akan menerbitkan tambahan saham Kelas B sebanyak 1,207 miliar dengan harga Rp 1.242 per saham. Setiap pemegang 221 saham lama yang tercatat pada tanggal pencatatan 3 Januari 2014, mempunyai 25 hak memesan efek terlebih dahulu.

Sementara itu, pemegang saham mayoritas Bank Permata yaitu PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank menyatakan akan melaksanakan haknya untuk membeli saham yang ditawarkan dalam rights issue dan bertindak sebagai standby buyer.

Pengunduran Diri

Dalam kesempatan itu, para pemegang saham juga menyetujui pengunduran diri Dirut Bank Permata David Fletcher, yang telah menduduki posisi tersebut selama 4 tahun. Pengunduran dirinya akan efektif pada tanggal 17 Februari 2014.

Wakil Direktur Utama Herwidayatmo akan merangkap sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama sambil menunggu penunjukan Direktur Utama yang baru oleh Pemegang Saham dan persetujuan dari regulator.

Pemegang Saham juga menyetujui pengangkatan dua bankir sebagai anggota Direksi. Adapun bankir yang diangkat adalah Bianto Surodjo sebagai Direktur Retail Banking.

Selain itu, pemegang saham juga mengangkat Achmad Kusna Permana sebagai Direktur Unit Usaha Syariah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com