Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT DI: Tahun 2017 Pesawat N219 Masuk Pasar Internasional

Kompas.com - 24/12/2013, 16:40 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Pesawat N219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ditargetkan masuk pasaran internasional dan meramaikan persaingan kelompok pesawat kecil mulai 2017.
    
"Saat ini rintisan pesawat N219 sudah dilakukan dan ditargetkan pada 2016 sudah diproduksi dan perizinannya keluar sehingga 2017 kami bisa masuk pasaran internasional," kata Asisten Direktur Bidang Jaminan Mutu dan Humas PT DI Sony Saleh Ibrahim di Bandung, Selasa (24/12/2013).
    
Pesawat N219 merupakan pesawat propeler atau baling-baling ukuran kecil, tetapi dengan daya angkut maksimal.

Pesawat itu menurut dia akan cocok untuk penerbangan perintis. Indonesia sendiri memiliki sejumlah perusahaan penerbangan perintis sehingga bisa menjadi pasar bagi produk terbaru PT DI tersebut.

"Pesawat itu masuk pesawat kecil. Namun, N219 memiliki kapasitas penumpang lebih banyak dari pesawat sejenisnya yang ada saat ini. Pesawat ini akan mampu mendarat di landasan pacu yang pendek dan juga di daerah pegunungan," kata Sony.

Lebih lanjut, Sony menyebutkan bahwa proyek pesawat N219 tersebut sudah hampir dipastikan menjadi primadona bagi penerbangan perintis dan jarak pendek. 

Ia mengatakan, produsen pesawat sejenis itu di dunia tidak lebih dari lima negara, yakni Twin Otter (Kanada), Cessna Caravan (AS), dan White Line (China). "Kebutuhan pesawat kecil di dunia pada 2012 saja contohnya 800 pesawat, dan PT DI berharap bisa memenuhi 20 persennya, sangat optimistis," katanya.

Sony menyebutkan, dari sisi teknologi, para insinyur PT DI sangat siap. Sistem produksi dan jaminan mutu sudah tersertifikasi.

Di sisi lain, pasar pesawat sekelas N219 masih sangat terbuka. Hanya, pihaknya menyasar pasar Asia dan Afrika. "N219 bisa bersaing dengan keunggulan dari sisi kualitas dan juga harga yang jauh lebih ekonomis. Harganya di kisaran 4 juta dollar AS hingga 4,5 juta dollar AS. Keunggulan lainnya, daya angkut lebih besar," katanya.

PT DI juga menggenjot produksi dan pemasaran pesawat N295, CN235 MPA, helikopter NBell 412 EP, pesawat N212, baik versi sipil maupun militer. "Sejumlah negara sudah menyampaikan minatnya, bahkan segera melakukan kontrak. Salah satunya dengan Filipina untuk pesawat N212 dan N295. Selain untuk keperluan militer, juga disiapkan untuk program hujan buatan," kata Sony.

Meski demikian, Sony menyebutkan bahwa sekitar 60 persen produk PT DI saat ini merupakan pesawat pesanan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan, untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com