Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2013, Rakyat Indonesia Bertambah Sengsara

Kompas.com - 07/01/2014, 03:57 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beragam data ekonomi pada 2013 dinilai menunjukkan rakyat Indonesia bertambah sengsara dalam setahun terakhir. Tantangan perekonomian 2014 adalah pembenahan struktural, termasuk sektor pertanian dan swasembada pangan.

"Selama setahun terakhir, kualitas pembangunan sangat merosot," kata anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arif Budimanta, Sabtu (4/1/2014). Beberapa indikator, sebut dia, menjadi acuannya.

Naiknya tingkat kesengsaraan rakyat, ujar Arif, terlihat dari melonjaknya angka indeks kesengsaraan (misery index) Indonesia. Semakin tinggi angka indeks ini menunjukkan semakin sulitnya kehidupan seseorang.

Pada 2012, indeks kesengsaraan rakyat Indonesia adalah 10,72. Pada akhir 2013, angkanya melonjak menjadi 15,04. Indeks ini merupakan indikator ekonomi yang perhitungannya menggunakan angka inflasi dan pengangguran sebagai variabel.

Inflasi Indonesia pada akhir 2013 yang mencapai 8,38 persen, kata Arif, jauh melampaui asumsi makro yang dipatok untuk APBN 2013 di level 7,2 persen. Meski demikian, angka pada akhir tahun itu jauh lebih rendah dari perkiraan inflasi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minya bersubsidi, di kisaran 10 persen.

Bahan pangan menyumbang 11,35 persen inflasi dan transportasi 15,36 persen. Jumlah penduduk miskin juga tercatat naik dari 11,37 persen pada Maret 2013 menjadi 11,47 persen pada akhir 2013. "Saya sudah mengingatkan bahwa biaya untuk menahan inflasi dari kenaikan harga BBM serta ongkos penanggulangannya harus dihitung masak-masak," ujar Arif.

Arif mengatakan, pengurangan subsidi BBM dapat menimbulkan ongkos yang lebih besar daripada biaya yang dihemat. Dia pun mengaku sudah mengingatkan Bank Indonesia bahwa kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) akan menambah ongkos produksi yang ujungnya adalah mendongkrak harga barang.

Petani semakin miskin

Secara khusus, Arif menyinggung terus memburuknya kualitas kesejahteraan petani, merujuk pada angka nilai tukar petani (NTP). Indikator ini mengukur daya beli petani dibandingkan dengan pendapatan dari hasil produksi pertanian mereka.

Kenaikan beragam harga kebutuhan langsung menghantam para petani. Setelah NTP mereka berada di titik impas 100 persen pada 2012, angka pada akhir 2013 menunjukkan penurunan menjadi 99,72 persen. Kenaikan harga jual produk pertanian tak menutup biaya untuk memenuhi kebutuhan minimal para petani. Penurunan daya beli terutama terjadi di sektor pertanian pangan dan hortikultura.

Menurut Arif, inflasi tinggi tetap menjadi tantangan untuk diatasi pada 2014 karena menyangkut kredibilitas kebijakan pemerintah di mata masyarakat. Arif berharap pemerintah menutup periodisasi pemerintahan pada tahun ini dengan perbaikan fundamental ekonomi, termasuk sektor pertanian dan swasembada pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com