Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Ekonomi AS Positif, Harga Emas Dunia Melorot

Kompas.com - 15/01/2014, 07:33 WIB


CHICAGO, KOMPAS.com -
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Selasa (14/1/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB), seiring dengan positifnya data ekonomi Amerika Serikat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 5,7 dollar AS atau 0,46 persen menjadi menetap di 1.245,4 dollar AS per ounce.

Departemen Perdagangan AS pada Selasa melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,2 persen pada Desember, dan persediaan pada bisnis AS naik 0,4 persen pada November.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa mengatakan bahwa harga barang-barang impor ke AS tidak berubah pada Desember dan turun 1,3 persen untuk setahun penuh.

Komentar dari para pejabat Federal Reserve juga memberikan sentimen negatif untuk emas. Presiden Federal Reserve Bank Philadelphia Charles Plosser pada Selasa mengatakan, bank sentral akan mengakhiri program pembelian obligasinya lebih cepat dan Presiden Fed Dallas Richard Fisher mengatakan ia ingin pengurangan 20 miliar dollar AS bukannya 10 miliar dollar AS per bulan.

Deutsche Bank pada Selasa menurunkan proyeksi harga rata-rata 2014 untuk emas menjadi 1.141 dollar AS per ounce, turun 14,7 persen dari perkiraan sebelumnya.

Sebelum ini, emas telah naik selama tiga sesi berturut-turut didorong pembelian dari China dalam rangka Tahun Baru Imlek dan meningkatnya permintaan untuk koin emas AS.

Sementara perak untuk pengiriman Maret kehilangan 10,3 sen, atau 0,51 persen, menjadi ditutup pada 20,282 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 10,1 dollar AS atau 0,7 persen menjadi ditutup pada 1.433,8 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com