Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Berwiraswasta

Kompas.com - 15/01/2014, 09:40 WIB

KOMPAS.com-
Fakta bahwa negara dengan jumlah pengusaha atau wiraswasta yang porsinya semakin besar terhadap produk domestik bruto, maka semakin sejahtera negara itu. Cukup logis karena semakin banyak yang berwiraswasta, semakin sedikit yang butuh lapangan pekerjaan. Malah semakin banyak orang yang ikut berperan menyiapkan lapangan kerja baru.

Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik pada Januari 2014 menyebutkan, per September 2013 ada 28,55 juta warga miskin di negeri ini. Bertambah 480.000 orang dibandingkan Maret 2013. Angka pengangguran mencapai 6,25 persen dari angkatan kerja. Data ini erat dengan laporan jumlah wiraswasta di negeri ini yang masih minim

Data Bank Indonesia menyebutkan jumlah wiraswasta di Indonesia hanya 1,56 persen dari jumlah penduduk. Kurang dari 5 juta orang. Padahal, angka idealnya sekitar 2 persen. Lebih besar lagi persentasenya semakin baik. Di negara-negara maju, jumlah wiraswasta ini bisa di atas 50 persen, bahkan mendekati 100 persen. Mereka menjadi pemasok industri besar di sana. Saling melengkapi.

Dari pentingnya posisi wiraswasta ini, kabar dari ajang Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Technopreneur tahun 2013 yang diadakan PT Bank Mandiri (Persero) TBK cukup memberikan harapan. Semakin banyak anak muda mengalami demam berwiraswasta. Disebutkan, dua ajang ini diikuti lebih dari 7.500 orang. Mereka datang dari 516 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Jumlah peserta ini jelas melonjak tajam. Tahun 2012 tercatat hanya ada 4.725 peserta. Sementara tahun 2011 hanya tercatat 3.751 peserta. Jumlah peserta yang semakin beragam ini memberikan harapan kuat bahwa ke depan semakin banyak generasi muda di negeri ini yang memilih membuka usaha, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi pelaku produksi. Selanjutnya, hal ini akan berdampak luas pada pertumbuhan ekonomi di negeri ini.

Demam berwiraswasta jelas harus terus dipupuk. Negeri dengan wilayah yang demikian besar ini harus diisi para wiraswasta yang tangguh dan punya komitmen kuat. Sejumlah bahan baku di negeri ini bisa dioptimalkan menjadi barang produktif. Dalam proses produksi, jelas akan dibutuhkan sejumlah tenaga kerja, entah 5 orang, 10 orang, 20 orang, ataupun di atas jumlah itu. Sudah sangat berarti.

Demam berwiraswasta yang kuat harus diimbangi dengan permodalan dan pasar yang memadai. Keterlibatan Bank Mandiri, termasuk juga sebagai pemasok modal, tentu saja perlu didukung. Namun, memasarkan produk para wiraswasta ini juga perlu diperhatikan. Dalam hal pemasaran, ini mutlak bermitra dengan perusahaan besar. (Pieter P Gero)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com