Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stabilitas Ekonomi Jadi Syarat Redenominasi Rupiah

Kompas.com - 16/01/2014, 18:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) belum melakukan redenominasi rupiah karena beberapa faktor penghambat. Salah satu syarat redenominasi rupiah menurut BI adalah kestabilan situasi ekonomi dan politik.

"Redenominasi itu ada syaratnya. Harus stabil ekonomi dan politik terutama, harus dalam kondisi yang stabil. Sekarang kita lihat perekonomian kita tidak dalam kondisi yang kondusif untuk kita jalankan program redenominasi rupiah," kata Deputi Gubernur BI Ronald Waas di Jakarta, Kamis (16/1/2014).

Lebih lanjut Ronald menjelaskan, dalam draf RUU Perubahan Nilai Tukar Rupiah memang dicantumkan tahun 2014 akan dilakukan program redenominasi rupiah secara bertahap. Akan tetapi, batas waktu tersebut bukan sebagai tanggal mengeluarkan dan memberlakukan redenominasi.

"Persiapannya antara 5 sampai 7 tahun. Karena masalahnya bukan hanya percetakan uang, distribusi, dan desain. Masalahnya adalah sosialisasi dan edukasi masyarakat. Negara kita besar sekali, kita harus menjamin sosialisasi dan edukasi sampai kepada seluruh lapisan masyarakat. Karena itu persiapannya ada beberapa tahun," ujar Ronald.

Pada kesempatan sama, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan pihaknya menginginkan redenominasi rupiah sukses. Namun, tahun 2013 kondisi ekonomi global diwarnai berbagai perubahan.

Di luar negeri terjadi pengurangan stimulus moneter oleh The Fed, sementara di dalam negeri, inflasi, neraca perdagangan, dan defisit neraca transaksi berjalan masih menjadi hambatan.

"Redenominasi rupiah sekarang sudah ada di DPR. Kita tahun 2014 akan membahas, kalau hisa kita selesaikan sebaik-baiknya dan secepatnya," ujar Agus.

Terkait tanggal efektif, Agus mengaku mencari saat yang tepat. Bila dipaksakan, Agus khawatir hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi. "Itu kan ada masa transisi. Itu akan membuat kita yakin redenominasi akan mencapai tujuan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com