Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan Merpati: Kami Betul-betul Dibikin Resah...

Kompas.com - 29/01/2014, 08:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Pegawai PT Merpati Nusantara Airlines rupanya tak hanya resah lantaran hak-hak normatif mereka sejak November 2013 tak kunjung dipenuhi manajemen. Ketua Forum Pegawai Merpati (FPM) Sudiyarto menyebut, kepastian dan arah korporasi ke depan juga membuat karyawan resah.

"Sebetulnya, kami, pegawai, betul-betul dibikin resah sama manajemen saat ini. Kenapa? Komunikasi antara manajemen dengan serikat sangat buruk dan tidak jelas arahnya," ungkapnya kepada wartawan ditemui di Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

"Tidak bisa dicapai apa yang disampaikan. Hanya angan-angan sulit. Banyak dari karyawan Merpati yang menggantungkan nasibnya ke FPM. Makanya, kita terus berjuang," kata dia lagi.

FPM sedianya telah beraudiensi dengan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI serta melayangkan surat perihal kondisi Merpati ke beberapa komisi. Di sisi lain, terkait rencana manajemen melepas Merpati Maintenance Facility (MMF) serta Merpati Training Center (MTC), Sudiyarto menilai itu adalah langkah yang tidak tepat.

"Ketika aset dijual, MMF dijual, ketika pesawat kita rusak dibenerin di bengkel kita sendiri itu gratis kan. Tapi, kalau benerin di bengkel orang lain kan harus bayar," terang Sudiyarto.

"Yang betul adalah pilih pemimpin yang bisa dipercaya banyak pihak sehingga tidak harus menggunakan uang negara," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, MMF dan MTC dilepas sementara waktu ke PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, uang dari itu bisa digunakan untuk membiayai operasional Merpati.

Saat dikonfirmasi soal tujuan tersebut, Sudiyarto sangsi. Ia meluruskan bahwa keduanya bukanlah anak usaha Merpati, tetapi hanya bagian atau divisi dari Merpati. Lebih lanjut, ia mengatakan, karyawan yang ada di bagian MMF sekira 380 orang, dan hanya belasan orang di MTC.

"Menurut saya, saya bilang itu (menjual MMF dan MTC) salah besar," kata pramugara Merpati itu.

Ia menambahkan, Merpati butuh pemimpin yang bisa memberikan solusi tanpa membebani keuangan negara. Saat ini, kata dia, 85 persen daerah wilayah Merpati tidak beroperasi lantaran tidak cukup dana untuk membayar bahan bakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com