Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Importir Beras Dukung Kemendag Evaluasi Kebijakan

Kompas.com - 30/01/2014, 10:08 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sejumlah importir di Pasar Induk Beras Cipinang berharap ada perbaikan kebijakan dari Kementerian Perdagangan terkait importasi beras. Selama ini kebijakan kementerian yang dinahkodai Gita Wirjawan itu dianggap menimbulkan kerancuan, lantaran semua jenis beras dimasukkan pada komoditas dengan kode HS tunggal.

"Kode HS memang ada kerancuan, (karena) itu memang tidak bisa menyalahkan importir (atas kisruh beras)," ujar Ketua Perpadi, Nelly Soekidi, ditemui di pasar Cipinang, Jakarta, Rabu (29/1/2014).

Nelly mengatakan, kebijakan yang abu-abu itu, bagi para pebisnis adalah celah atau peluang mengambil keuntungan. Kisruh laporan pedagang adanya impor beras medium asal Vietnam, menurutnya bukan tidak mungkin akibat salah kebijakan ini.

"Kalau melihat seperti ini (mencontohkan CV Bintang Jaya Sejahtera) prosedural. Yang enggak prosedural pun sudah ketutup dengan HS," terang Nelly.

"Kalau kebijakan itu perlu dievaluasi, jangan mengorbankan importir, jangan mengorbankan pedagang, jangan mengorbankan bea cukai," kata dia lagi.

Menurut para importir dan pedagang, seharusnya kode HS dipisah berdasarkan jenis beras. Apoi, pemilik CV Bintang Jaya Sejahtera mengatakan sepakat jika kode HS beras premium dan medium dibedakan. "Enggak ada masalah. Kita ikutin aturan yang ada di pemerintah. Kita pasti ikutin aturan pemerintah seperti apa," kata Apoi.

Sementara itu, ditemui di Senayan, Rabu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, ada kemungkinan kode HS dibedakan. Namun, pihaknya akan melakukan penelusuran terlebih dahulu terkait laposan beras medium Vietnam. "Tunggu deh sampai kita menyelesaikan pendalaman ini. Sampai ketahuan siapa pelakunya yang melakukan pelanggaran. Kalau pelanggarnya itu importir yang sudah dapat izin dari kita, ya kita cabut izinnya," ujarnya.

Ditemui dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi memaparkan, sebetulnya pembedaan kode HS untuk beras sudah ada sejak 2007. Namun, lanjut dia, demi penyederhanaan, maka dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012, komoditas beras berkode HS sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com