Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Menurun, Coca-Cola Lakukan Efisiensi Rp 11 Triliun per Tahun

Kompas.com - 19/02/2014, 19:41 WIB

ATLANTA, KOMPAS.com - Kinerja perusahaan minuman terbesar di dunia, Coca-Cola Co pada akhir tahun lalu anjlok di posisi terendah dalam 2 tahun terakhir, karena permintaan dari  emerging market melambat.

Laba bersih pada kuartal IV-2013 turun 8,4 persen menjadi 1,71 miliar dollar AS, dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,87 miliar dollar AS. Perolehan laba bersih itu diperoleh dari penjualan, yang pada periode tersebut tercatat mencapai 11 miliar dollar AS atau turun 3,6 persen dari setahun sebelumnya.

CEO Coca-Cola, Muhtar Kent, mengungkapkan pihaknya akan melakukan efisiensi dengan memangkas biaya sebesar 1 miliar dollar AS per tahun hingga 2016.

Sementara itu, Ali Dibadj, analis di Sanford C. Bernstein & Co. menyatakan Coca Cola sejauh ini tidak terlalu menggubris isu kesehatan yang muncul sehubungan dengan mengonsumsi minuman kola berkarbonasi.

“Perubahan yang dilakukan perusahaan tersebut tidak cukup. Sejauh ini banyak investor yang tidak mau terbuka mengenai harapan mereka terhadap masa depan bisnis Coca Cola," jelas Ali.

Di sisi lain, saham Coca-Cola turun 3,8 persen menjadi 37,47 dollar AS per saham di bursa New York Selasa (18/2/2014) waktu setempat. Dalam setahun ini, saham Coca-Cola turun 9,3 persen. Adapun harga saham kompetitor terbesar perseroan, PepsiCo Inc. telah turun 5,7 persen dalam periode waktu yang sama.

Hingga saat ini, penjualan 41 persen Coca-Cola disumbang dari negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman dan Jepang. Sementara itu, negara berkembang seperti Meksiko dan Brazil berkontribusi sebesar 37 persen, dan sisanya berasal dari negara lainnya seperti China dan India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Whats New
Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com