Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenuh Aksi Beli, IHSG Ditutup Turun 22,57 Poin

Kompas.com - 24/02/2014, 16:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Senin (24/2/2014) ditutup melemah, mengikuti sentimen di bursa regional serta mengalami jenuh beli, setelah pada pekan lalu menguat signifikan.

IHSG pada penutupan sore ini berada di posisi 4.623,57, atau melemah 22,57 poin (0,48 persen). Setelah sempat menguat pada pembukaan sesi I, indeks terus melemah. Volume transaksi pada hari ini sebesar 3,79 miliar lot saham senilai Rp 4,61 triliun.

Sebanyak 116 saham diperdagangkan menguat, 171 melemah dan 88 saham diperdagangkan dengan di harga stagnan. Dari 10 indeks sektoral, hanya dua yang menguat, yaitu agribisnis (0,5 persen) dan konsumer (0,17 persen).

Adapun delapan sektor saham yang melemah adalah pertambangan, (-0,71 persen), industri dasar (-0,32 persen), aneka industri (-2,12 persen), properti (-0,11 persen), infrastruktur (-1,04 persen), keuangan (-0,31 persen), perdagangan (-0,32 persen) dan manufaktur (-0,56 persen).

Dari bursa regional, hampir seluruh bursa di kawasan Asia Pasifik memerah. Kesepakatan yang muncul dari pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 tidak mampu memberikan sentimen positif di lantai bursa.

Hingga saat ini, investor masih menunggu dirilisnya data perekonomian AS, yang indikatornya antara lain mengenai penjualan properti, serta indeks keyakinan konsumen.

Nilai tukar rupiah pada hari ini menguat tipis sebesar 0,54 persen menjadi Rp 11.728 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com