Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berang terhadap Majalah "Tempo", MUI Tak Ambil Langkah Hukum

Kompas.com - 26/02/2014, 15:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Cover majalah Tempo pekan ini menampilkan judul "Astaga Label Halal" dengan ilustrasi babi yang membuat berang petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Ini sangat melukai masyarakat Muslim dan MUI secara kelembagaan. Kreasi Tempo ini benar-benar membuat berang," ungkap Ketua MUI Amidhan Shaberah menahan emosi, Jakarta, Rabu (26/2/2014).

Ilustrasi makanan kaleng bergambar babi yang dicap logo halal MUI, menurut Amidhan, sangat menyakiti umat Islam yang membacanya. Dia menyebutkan, pada majalah itu terdapat karikatur babi dan kotoran sapi yang dimasukkan ke dalam kaleng yang bertuliskan MUI. "Maka lengkaplah tuduhan kepada MUI yang dianggap memperdagangkan label halal. Dalam kesempatan tersebut," lanjutnya.

Amidhan mengklarifikasi laporan The Sunday Mail yang menyebutkan bahwa Australia Halal Food Services (AHFS) telah memberikan kontribusi kepada MUI atau petinggi MUI sebesar 78 juta dollar Australia, setara dengan Rp 820 miliar.

Amidhan menegaskan, uang tersebut berasal dari 30 rumah potong hewan (RPH) di Australia yang dibayarkan kepada AHFS, yang diakui standarnya oleh MUI.

"Dalam hal ini MUI tidak pernah menerima pembayaran dari AHFS untuk ia tetap beroperasi seperti ditulis Tempo," tegas Amidhan.

Ia pun merasa difitnah oleh media tersebut. Meski demikian, MUI atau LPPOM secara kelembagaan tidak akan melakukan somasi terhadap media tersebut. Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Sinansari Ecip, mengatakan, MUI menghargai kode etik jurnalistik.

"Dalam kaitan konflik dengan Tempo, kami akan memanfaatkan fasilitas yang diberikan undang-undang kepada siapa saja yang merasa dirugikan media untuk menggunakan hak jawab," kata Ecip, yang juga mantan jurnalis itu.

Saat ini MUI sudah merampungkan draf hak jawab yang segera akan dialamatkan ke redaksi media bersangkutan dengan tembusan kepada Dewan Pers. Ia menegaskan, liputan investigasi selain harus hati-hati, detail, dan mendalam, tetapi juga harus siap untuk diprotes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com