Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Pariwisata Harus Pakai Pendekatan Bisnis

Kompas.com - 26/02/2014, 16:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai sektor pariwisata harus dikembangkan dengan pendekatan bisnis untuk meredam defisit dari sisi neraca jasa.

"Harus ada pendekatan bisnis. Dengan pendekatan bisnis, maka akan lebih cepat, efisien, dan responsif dalam menangkap peluang bisnis yang ada. Kalau misalnya ada bencana atau ancaman, ada counter promotion. Dengan pendekatan bisnis bisa lebih responsif untuk hal seperti ini," kata Faisal Rabu (26/2/2014).

Oleh karenanya, harus dibentuk badan independen di luar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) guna mengembangkan pariwisata di Tanah Air. Badan ini sifatnya semi publik namun pro bisnis.

"Perlu badan independen, di luar insitusi Kemenparekraf. Sifatnya pro bisnis, semi publik. Badan ini lebih fleksibel untuk koordinasi atau kerjasama dengan seluruh sektor dan stakeholder terkait," ujar Faisal.

Faisal pun mencontoh Malaysia yang memiliki Malaysia Tourism Promotion Board yang terpisah dari pemerintah. Malaysia yang mengurus pariwisata bukan kementerian pariwisata. Malaysia Tourism Promotion Board didirikan khusus untuk mencapai misi Malaysia sebagai salah satu objek wisata unggul dunia.

Dengan mendirikan badan independen tersebut, maka kebutuhan pelaku bisnis pariwisata dapat lebih cepat direspon. Namun demikian, pemerintah pun harus turut berpartisipasi dalam badan ini.

"Manajemennya seperti swasta, dengan anggaran yang dikelola sendiri. Tapi harus ada subsidi pemerintah. Dia perlu koordinasi dengan berbagai stakeholders yang tidak bisa dilakukan swasta. Power semacam ini ada di pemerintah. Makanya harus ada kerjasama dengan pemerintah supaya aktivitas pariwisata bersinergi," jelas Faisal.

Sekedar informasi, Defisit neraca jasa melebar 10,55 persen menjadi 11,42 miliar dollar AS pada tahun 2013 dibandingkan 10,33 miliar dollar AS pada tahun 2012. Jasa perjalanan yang mana komponen utamanya adalah pariwisata merupakan salah satu penyumbang kontribusi positif terhadap neraca jasa, yakni mencapai 1,57 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com