Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restrukturisasi, Qantas Hapus 5.000 Pos Pekerjaan

Kompas.com - 27/02/2014, 08:13 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

SYDNEY, KOMPAS.com - Perusahaan penerbangan Australia, Qantas, akan memangkas 5.000 pekerjaan sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan. Mereka melaporkan kerugian bersih senilai 235 juta dollar Australia, atau sekitar Rp 250 triliun.

Maskapai ini harus berjuang keras membayar tagihan bakar bakar, dengan saingan ketat dari perusahaan yang mendapatkan subsidi negara. Karenanya, mereka berupaya memangkas biaya senilai 2 miliar dollar Australia untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.

Restrukturisasi ini akan membuat 5.000 pekerjaan penuh waktu dihapus dari daftar Qantas. Diperkirakan 32.000 pekerja akan terdampak penghapusan pos pekerjaan tersebut.

Qantas juga mengubah secara signifikan rencana kerja terkait armada pesawat dan jaringan perusahaan. Belanja modal dipangkas senilai 1 miliar dollar Australia untuk dua tahun ke depan.

"Kami menghadapi beberapa kondisi tersulit yang pernah terjadi di Qantas," kata chief executive Qantas Alan Joyce. "Keputusan yang sulit diperlukan untuk mengatasi tantangan yang kami hadapi dan untuk membangun bisnis yang lebih kuat."

Setelah peringatan laba pada bulan Desember, Moody dan S & P menurunkan peringkat kredit Qantas ke status "junk". Sejak itu, Qantas berupaya melobi pemerintah untuk mendapatkan jaminan layak utang, dan sebaliknya pemerintah melobi Qantas untuk membatasi kepemilikan asing di maskapai itu maksimal sampai 49 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com