"Pertumbuhan nilai investasi mencapai 3,2 miliar triliun dan ini lebih besar dari pada tahun sebelumnya yang hanya 1.19 triliun rupiah," jelas Abdul Kadir.
Ia juga menjelaskan besarnya nilai investasi lebih banyak didapatkan dari penanaman modal dalam negeri yang mencapai 2,45 triliun. Untuk tahun 2013 ada lima penanaman modal dari dalam negeri, di antaranya industri gula Glenmore dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun, serta Rp 868 miliar dari terminal LPG Bosowa.
Selain itu ada juga investasi daerah yang nilainya mencapai Rp 790 miliar yang berasal dari sektor perdagangan. "Hal ini tidak lepas dari kondisi Banyuwangi yang kondusif serta mudahnya perijinan yang menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modal. Selain itu Pemkab Banyuwangi juga memberikan pengurangan bea mauk impor dan ekspor dan atau pajak produksi yang kedepannya nanti akan diatur dala peraturan daerah," jelasnya.
Ia menjelaskan, insentif diberikan dengan tujuan supaya investor mendapatkan jaminan secara legal akan kemudahan dan fasilitas yang diterimanya ketika berinvestasi di Banyuwangi.
"Peningkatan nilai investasi juga dipengaruhi infrastruktur jalan dan lengkapnya akses transportasi meliputi darat, laut dan udara, sehingga Banyuwangi dianggap semakin maju dan aman bagi investor,” pungkas Kadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.