Laju rupiah sempat melemah terbatas awal pekan lalu karena sentimen negatif dari data defisit neraca perdagangan dan memanasnya politik di Ukraina. Namun kemudian rupiah kembali bergerak naik seiring pelemahan mata uang dollar AS secara global karena sejumlah data ekonomi negeri Paman Sam tidak sesuai ekspektasi.
Di sisi lain, kondisi dalam negeri yang dinilai mulai membaik turut memberikan imbas positif bagi laju pergerakan nilai tukar rupiah sehingga dapat kembali melanjutkan penguatannya.
Rupiah menurut riset Trust Securities sempat melewati level resisten di Rp 11.757-11.598 per dollar AS namun juga sempat mendekati level support. Pekan ini rupiah diproyeksikan berada di rentang Rp 11.668-11.360 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.
Namun, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, karena ekspor China jatuh, maka penguatan mata uang di Asia bisa tertahan. Dollar AS yang terus melemah akan tetap menjaga tren penguatan rupiah, tetapi buruknya ekspor China itu dapat berpeluang memicu pelemahan, termasuk rupiah, pada awal pekan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.