Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Terkaya Asia Bidik Jaringan Listrik Swedia

Kompas.com - 13/03/2014, 08:07 WIB


HONGKONG, KOMPAS.com —
Cheung Kong Infrastructure Holdings Ltd ingin memperluas bisnisnya di Eropa. Korporasi milik orang terkaya Asia, Li Ka-Shing, ini tengah membidik aset jaringan listrik di Swedia milik Fortum Oyj.

Cheung Kong Infrastructure dikabarkan tengah menyeleksi perbankan yang akan ditunjuk sebagai penasihat keuangan terkait dengan penawaran mereka terhadap aset Fortum.

Bukan hanya Cheung Kong, sejumlah perusahaan lain membidik aset yang sama. Mereka antara lain dana pensiun asal Kanada, Borealis Infrastructure Management Inc dan kelompok korporasi yang dipimpin Macquarie Group Ltd dan 3i Group Plc. Demikian ungkap seorang sumber, Rabu (12/3/2014).

Fortum tengah melelang jaringan listriknya di Swedia. Valuasi aset tersebut ditaksir 4 miliar euro (5,54 miliar dollar AS) hingga 5 miliar euro. Proses penjualan aset bakal dimulai pada kuartal kedua tahun ini.

Aset infrastruktur seperti jaringan distribusi listrik, jaringan pipa, dan sistem air bersih menarik perhatian para investor. Mulai perusahaan spesialis infrastruktur hingga pengelola dana pensiun. Pasalnya pendapatan yang dihasilkan oleh aset-aset tadi relatif stabil.

Sejatinya, Li Ka-Shing bukanlah pemain baru di bisnis infrastruktur Eropa dan Asia Pasifik. Sebelumnya, dia telah memiliki jaringan listrik dan jaringan air bersih di Inggris dan Australia. Sebagai bagian dari konsorsium, Cheung Kong Infrastructure membeli Northumbrian Water Group di Inggris dengan nilai transaksi  7,5 miliar dollar AS pada tahun 2011. Cheung Kong Infrastructure juga bergabung dengan sekelompok investor untuk mengakuisisi tiga jaringan listrik Inggris senilai 9 miliar dollar AS pada tahun 2010.

Di sisi lain, Fortum getol menjual aset-asetnya. Sebelum melelang jaringan listrik di Swedia, Fortum menjual jaringan serupa di Finlandia senilai 3,5 miliar dollar AS, pada Desember tahun lalu. Pembelinya adalah Borealis yang juga memiliki sebagian aset di Finlandia. Di sisi lain, Borealis dibantu penasihat keuangan Deutsche Bank AG. Cheung Kong Infrastructure dan Macquarie juga ikut menawar aset di Finlandia.

Bagi Fortum, penjualan tadi merupakan bagian rencana besar perusahaan keluar dari aset jaringan distribusi dan fokus ke bisnis pembangkit. Akhir tahun lalu, Fortum mengumumkan rencana penjualan jaringan distribusi listrik di Swedia dan Norwegia.

Pendapatan Fortum dari bisnis distribusi listrik tahun lalu tak banyak berubah, yakni sekitar  1,1 euro miliar. Adapun laba sebelum pajak dari bisnis tersebut meningkat 5 persen year on year menjadi di kisaran 550 juta euro. (Sandy Baskoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com