Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Ajukan Tujuh Gugatan Serentak untuk McDonald's

Kompas.com - 14/03/2014, 05:53 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

NEW YORK, KOMPAS.com — Pekerja di Amerika Serikat, Kamis (13/3/2014), menuduh perusahaan makanan cepat saji McDonald's secara sistematis mencuri upah pekerja melalui praktik ilegal. Praktik itu antara lain paksaan bekerja di luar jam kerja dan tak membayar uang lembur.

Tujuh gugatan class action diajukan pada Rabu (12/3/2014) dan Kamis, di California, Michigan, dan New York. Para pekerja menuntut McDonald's membayar upah yang dicuri dan mengakhiri praktik-praktik ketenagakerjaan yang melanggar UU negara bagian maupun federal.

McDonnald's disebut dalam ketujuh gugatan dengan jaringan waralaba masuk dalam lima gugatan di antaranya. Dalam gugatan itu disebutkan, McDonald's, yang mendapat laba tak kurang dari 5,6 miliar dollar AS pada 2013, tak membayar beragam kompensasi bagi para pekerja mereka yang bergaji rendah.

Gugatan menyebutkan adanya praktik paksaan terhadap pekerja untuk bekerja di luar jam kerja mereka, tak membayar uang lembur, memotong catatan waktu kerja, serta tak memberi waktu pekerja untuk makan dan istirahat tepat waktu.

"Kami sudah mengungkap beberapa pelanggaran hukum, tetapi mereka tetap saja menekan biaya tenaga kerja dengan mencuri upah para pekerja McDonald's," kata Michael Rubin dari Altshuler Berzon, penggugat di California, dalam pernyataannya.

"Gugatan ini diajukan untuk menghentikan perluasan pencurian upah pekerja," kata Joseph Sellers, dari Cohen Milstein Seller & Toll co, penasihat hukum untuk gugatan yang diajukan di California dan New York.

Pekerja di layanan makanan cepat saji masuk deretan penerima upah terburuk di Amerika Serikat. Mereka telah berkampanye untuk kenaikan upah dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Agustus 2013, ribuan pekerja McDonald's dan restoran cepat saji lain di 60 kota di seluruh Amerika Serikat melakukan aksi mogok demi menuntut upah minimum 15 dollar AS per jam dan hak membentuk serikat pekerja tanpa ancaman dari para majikan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama berupaya mendorong kenaikan upah minimum dari 7,25 dollar AS per jam menjadi 10,1 dollar AS per jam. Namun, upaya Obama mendapat perlawanan sengit dari kubu Partai Republik di Kongres.

Sellers mengatakan class action di tiga negara bagian ini mencakup lebih dari 30.000 pekerja McDonald's. Para pekerja mendapat pendampingan hukum lewat konsorsium organisasi berbasis lokal yang menangani kondisi ketenagakerjaan di industri makanan cepat saji.

Juru Bicara McDonald's Gidi Sa Shkehem mengatakan, perusahaan sedang melakukan kajian atas gugatan ini. "McDonald's dan franchise independen kami berkomitmen untuk melakukan penyelidikan komprehensif atas tuduhan dan akan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai aturan yang berlaku di organisasi kami," ujar dia lewat surat elektronik kepada AFP.

Saham McDonald's di bursa Dow Jones turun tipis 1,4 persen menjadi 97,37 dollar AS per lembar di perdagangan tengah bursa New York, Kamis. Secara umum, aksi jual mendominasi saham ini.

Class action di California menyebutkan, para pekerja mengajukan tiga gugatan untuk McDonald's dan waralabanya. Mereka mempersoalkan upah jam kerja yang tak dibayar, keterlambatan pembayaran uang lembur, pengubahan catatan penggajian, serta jam makan dan istirahat yang tak tepat waktu.

Gugatan keempat adalah klaim atas persoalan yang sama di seluruh negara bagian yang memiliki restoran McDonald's. Mereka menambahkan pula gugatan untuk McDonald's di Los Angeles. Dua gugatan lain diajukan di Michigan untuk McDonald's dan anak perusahaannya di Amerika Serikat dan dua waralaba di Detroit.

Dalam gugatan di Michigan, McDonald's disebut secara teratur memaksa mereka bekerja dan upah baru dibayarkan setelah restoran mendapatkan jumlah pelanggan tertentu. Perusahaan disebut pula memaksa pekerja membeli seragam kerja sendiri dan memberikan upah di bawah ketentuan upah minimum.

Adapun gugatan yang diajukan lewat pengadilan federal di New York menuduh McDonald's tak membayar biaya pengganti pencucian seragam, yang melanggar hukum negara bagian New York. Dalam gugatan ini, McDonald's juga disebut melanggar ketentuan upah minimum negara bagian dan federal.

"Karena restoran McDonald's membayar begitu sedikit, memaksa pekerja untuk membayar sendiri ongkos mencuci seragam, sementara upah yang diberikan di bawah upah minimum," kata Jim Reif, dari biro hukum Gladstein, Reif, dan Meginniss, yang mewakili gugatan di New York.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com