Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMF Tingkatkan Dana dari Pasar Modal ke KPR

Kompas.com - 26/03/2014, 11:19 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berhasil meningkatkan aliran dana dari pasar modal ke penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR) mencapai Rp 3,507 triliun, selama 2013. Penyaluran tersebut ada di sektor pembiayaan perumahan melalui sekuritisasi sebesar Rp 1 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 2,507 triliun.

"Indikator kinerja utama (IKU) SMF diukur dengan jumlah dana yang telah tersalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan, sehingga tujuan pendirian SMF dapat tercapai," ungkap Raharjo Adisusanto, Direktur Utama SMF, dalam paparan kinerja, Rabu (26/3/2014).

Raharjo menuturkan, capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan perseroan yakni Rp 3,5 triliun. Secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan sampai dengan 31 Desember 2013 mencapai Rp 12,017 triliun, yakni untuk 309.872 debitor KPR. Angka ini meningkat 41 persen dibanding periode sama tahun 2012, yang sebesar Rp 8,51 triliun.

Pada 2009, Indonesia pertama kali melakukan sekuritisasi. Pada 2013 lalu, kegiatan sekuritisasi memberikan pendapatan ke SMF sebesar Rp 1 triliun. "Ini naik selama enam kali melakukan sekuritisasi," ujar Raharjo.

Raharjo menambahkan, dengan capaian kinerja 2013, maka aset SMF hingga 2013 mencapai Rp 7,478 triliun, atau naik 21 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,179 triliun. Dia mengatakan kenaikan aset SMF, utamanya didorong oleh peningkatan penyaluran pinjaman.

Posisi penyaluran pinjaman menjadi Rp 6,23 triliun, atau naik 30,38 persen sebelumnya yang sebesar Rp 4,778 triliun. Adapun total liabilitas tercatat sebesar Rp 4,687 triliun atau mengalami kenaikan 33 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,531 triliun.

Sementara itu, total ekuitas mencapai Rp 2,791 triliun, atau naik 5 persen dari tahu sebelumnya sebesar Rp 2,648 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com