Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baidu Berambisi Kalahkan Google

Kompas.com - 01/04/2014, 08:26 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Perusahaan layanan web dan mobile yang berpusat di Beijing China, Baidu, berambisi  untuk mengalahkan Google untuk menjadi search engine atau mesin pencari di Internet terbesar dunia. Baidu meyakini ambisi tersebut bisa terealisasi pada tahun 2019 mendatang.

"Kalau ambisi pasti ada, pada tahun 2019 nanti kita mau jadi nomer satu di dunia. Target kita, Baidu digunakan oleh setengah penduduk di dunia," ujar Iwan Setiawan, Marketing Manager Baidu Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/3/2014).

Untuk mencapai ambisi tersebut, Baidu akan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara. Menurut Iwan, sampai saat ini produk Baidu sudah menyebar ke beberapa negara di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.

"Kita sudah ada di Jepang, Korea Selatan, Thailand, Indonesia, Vietnam, Uni Emirat Arab, Mesir, Argentina dan Mexico," katanya.

Meski demikian, Iwan mengaku pihaknya belum memiliki strategi khusus. Baidu sebutnya, akan melihat perkembangan pasar yang belum bisa diprediksi. "Kita ingin apapun produknya, mau PC Faster atau apapun yang penting konsumen tahu bahwa itu produk Baidu. Setelah itu baru kita lihat perkembangannya, karena bisnis seperti ini tidak bisa diprediksi," katanya.

Total pengguna Baidu di dunia saat ini mencapai 51 juta pengguna dengan 4 juta pengguna berasal dari Indonesia. Sejak 2013 lalu, Baidu telah meperkenalkan produk-produknya di Indonesia seperti Baidu PC Faster, Baidu Antivirus dan Baidu Browser.

Menurut salah satu situs yang menyajikan peringkat website, Alexa.com, Baidu menempati peringkat lima sebagai situs top dunia. Dalam situs tersebut, peringkat pertama ditempati Google, dibawahnya ditempati Facebook, Youtube dan Yahoo.

Selain layanan produknya di PC, perusahaan yang didirikan Robin Li, tahun 200 ini, menyediakan produknya untuk mobile dalam rangka menjangkau pelanggan yang lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com