Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Stabil, Pemerintah dan Dunia Usaha Sama-sama Untung

Kompas.com - 09/04/2014, 15:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengungkapkan, kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan ekonomi, pada dasarnya harus ditopang situasi politik yang stabil. Bila situasi politik bergejolak, maka pemerintah selaku pembuat kebijkan akan kesulitan.

"Membuat kebijakan itu dasarnya adalah politik yang stabil. Kalau tidak stabil itu susah untuk mengambil kebijakan. Jadi kalau pemilunya damai, ini akan memberikan kepercayaan kepada orang bahwa ini adalah proses normal," kata Chatib di TPS 11, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).

Lebih lanjut, Chatib mencontohkan pada periode tahun 1999 hingga 2004, kebijakan cenderung sulit diambil lantaran situasi politik yang kurang kondusif. Selama periode tersebut, tidak kurang dari tiga orang presiden memerintah. Masa jabatan mereka pun singkat.

"Pak Habibie cuma (memerintah) setahun, (Almarhum) Gus Dur 2 tahun, Bu Mega 3 tahun. Dalam membuat policy itu susah. Untuk decision maker, ganti tiga kali itu, untuk membuat policy itu nggak gampang," jelas dia.

Bila situasi politik stabil, lanjut Chatib, maka pengusaha pun akan memperoleh kepastian. Bila kebijakan yang diambil jelas pula, maka pengusaha akan yakin juga dalam mengambil keputusan terkait bisnisnya.

"Policy-nya jelas, dia boleh tidak suka. Kalau tidak suka kan dia tinggal antisipasi. Tapi kalau hari ini A besok B besok C itu yang susah. Kalau hari ini (pemilu) baik, itu juga akan mendorong kepercayaan, orang masuk kesini," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Kemenkes Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Usia 45 Tahun Bisa Daftar

Whats New
Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Miliarder-miliarder Dunia Ini Raup Kekayaan dari Cokelat dan Permen

Earn Smart
Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS

Whats New
Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah

Whats New
Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024

Rilis
10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

10 Kota Terkaya di Dunia, 4 Ada di Asia

Whats New
Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

Whats New
Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Anniversary Ke-15, AUDY Dental Perkenalkan Logo Baru dan Beri Apresiasi kepada Karyawan dan Dokter

Whats New
Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com