Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ferdi Hasan Tertipu Investasi Bodong, Program Pengganti QM Masih Suram

Kompas.com - 14/04/2014, 21:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Klien QM Financial yang menjadi korban investasi bodong kembali bertambah. Kali ini, artis kondang Ferdi Hasan mengaku merugi miliaran rupiah. Hal ini tidak mengagetkan, karena beberapa jenis investasi yang ditawarkan oleh QM Financial menawarkan imbal hasil tetap yang fantastis.

Sebelum Ferdi, klien QM Financial yang mengaku tertipu adalah Hery Mada Indra. Ia merupakan salah satu dari 50 korban CV Panen Mas dengan total investasi Rp 10 miliar. Hery mengklaim rugi Rp 240,5 juta pada jenis investasi ini.

Hery meminta pertanggungjawaban QM Financial selaku pihak yang merekomendasikan investasi ini. Ligwina Hananto, Chief Financial Officer (CEO) QM Financial menawarkan program pengganti berupa investasi singkong dan timun di lokasi yang berbeda. Namun, Hery hanya menginginkan uangnya kembali.

Akhir bulan Maret lalu, Hery kembali menagih pengembalian uang tersebut. Ia mengirimkan pesan singkat kepada Fitriavi Noeriman, perencana keuangan dari QM Financial yang merekomendasikan investasi Panen Mas.

Pesan singkat itu berbalas, namun belum memberikan jawaban yang memuaskan dirinya. Ia hanya diminta menunggu hasil panen singkong dan timun tiga bulan ke depan. Itu pun jika hasil panennya menguntungkan. "Sampai saat ini saya belum menerima uang pengganti, begitu juga dengan klien lainnya," kata Hery, Minggu (13/4/2014).

Hery meragukan pengembalian investasi dapat dilakukan dari hasil panen program pengganti. Apalagi, dengan jumlah dana investasi cukup besar yang harus dikembalikan oleh QM Financial.

Yang lain pun macet

Kerugian Hery berawal sejak ia membenamkan dana  pada paket investasi berkebun singkong Rp 47,5 juta, ayam puyuh Rp 60 juta, dan ayam super Rp 76 juta dari Panen Mas, yang direkomendasikan oleh QM Financial.

Panen Mas menjanjikan pengembalian dana dari kebun singkong senilai Rp 99 juta pada bulan ke-11, ternak puyuh Rp 10 juta per bulan dari bulan ke-3 hingga bulan ke-14, dan ayam super Rp 104 juta pada bulan ke-3.

Awalnya, pengembalian investasi Panen Mas lancar-lancar saja. Namun mulai Juni 2013, pengembalian investasi mulai seret.

Selain Panen Mas, QM Financial juga merekomendasikan investasi lain yang terbukti bodong, di antaranya penawaran investasi emas dari PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Tawaran investasi ini berkedok penjualan emas dengan harga 30 persen lebih mahal dari harga emas lproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Nasabah juga dijanjikan imbal hasil tetap secara bulanan hingga 5,4%. Sayang, mantan Direktur Utama GTIS Michael Ong kabur ke luar negeri membawa uang nasabah Rp 1 triliun.

Ada juga PT Trimas Mulia yang menjalankan skema simpan dan gadai emas. Bagi mereka yang menitipkan emasnya, Trimas menjanjikan fee atau komisi 2 persen hingga 6 persen per bulan selama 6 bulan atau 12 bulan. Sejak Maret 2013, Trimas mulai gagal bayar.

Kasus Panen Mas, GTIS, dan Trimas kini telah memasuki proses hukum. (Dina Farisah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com