Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Rajawali Seriusi Bisnis Televisi

Kompas.com - 30/04/2014, 07:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rajawali Corporation (Grup Rajawali) sepertinya makin tertarik menyeriusi lini bisnis pertelevisian. Perusahaan milik Peter Sondakh ini menandai keseriusan itu dengan mengganti nama B Channel menjadi Rajawali Televisi (RTV). Tak sekedar ganti baju, Grup Rajawali menghitung, RTV akan mendatangkan keuntungan lebih bagi induk perusahaan.

Grup Rajawali berhasrat pengubahan nama dan fokus bisnis yang resmi dilakukan 3 Mei 2014 nanti bisa mengerek pangsa pasar. "Dengan RTV mengudara nanti, kami harap ada kenaikan audience share sampai dua kali atau tiga kali lipatnya," kata Direktur Utama Rajawali Televisi, Maria Goretti Limi, kepada KONTAN, Selasa (29/4/2014).

Sayang, Maria enggan blak-blakan tentang prestasi audience share B Channel selama ini. Yang jelas, Grup Rajawali telah menyiapkan empat strategi untuk menggapai peningkatan pangsa pasar.

Pertama, fokus menggarap pasar pemirsa perempuan. Asal tahu saja, sejak nengudara 1 November 2009, B Channel menyasar pemirsa keluarga dengan mengandalkan acara hiburan, soft news, dan variety show.

Sepertinya, target pemirsa itu kurang menguntungkan. Walhasil, "Kini di RTV akan kami fokuskan pada pemirsa perempuan karena proporsi pemirsa perempuan nasional itu 60 persen," beber Maria.

Kedua, memantapkan positioning di kelas A, B, dan C. Perusahaan ini optimistis positioning yang lebih jelas bisa memudahkan menggaet pengiklan untuk menyesuaikan aneka program yang ditawarkan. Lagi-lagi, Maria enggan menyebutkan target pendapatan iklan tahun ini.

Ketiga, memperbanyak porsi tayangan bikinan sendiri alias in-house production. Di bawah bendera B Channel, Grup Rajawali mempunyai kebijakan mengisi 70 persen acara dengan program dari luar atau membeli program. Sisanya barulah diisi dari in-house production.

Nah, kelak di bawah bendera Rajawali Televisi, perusahaan ganti strategi dengan mengisi 70 persen tayangan dengan in-house production dan sisanya program dari luar. Perusahaan ini memperbanyak in-house production dengan tujuan mendukung upaya melekatkan ciri khas Rajawali Televisi di benak pemirsa.

Cuma mengubah logo

Keempat, menggandeng televisi berbayar untuk memperluas jalur penyiaran Rajawali Televisi. Rajawali telah menggandeng Telkomvision, Aora, Firstmedia, Skynindo, Nexmedia, TopasTV, BigTV, dan Max3 Biznet.

Tak berhenti sampai di situ, Grup Rajawali akan menambah daftar mitra penyiaran. "Kami sedang dalam pembahasan dengan Indovision," ungkap Head of Corporate Communication Rajawali Televisi, Christiantoko.

Meski merancang sejumlah strategi di televisi bernama baru, Grup Rajawali mengaku tak merogoh kocek besar. Konsisten dengan gaya grup perusahaan ini, Maria maupun Christiantoko kompak enggan membeberkan investasi yang dikeluarkan.

Perusahaan itu beralasan tetap memanfaatkan aset B Channel yang sudah ada. "Kami, kan, tetap pakai aset studio yang sama, jadi paling hanya untuk grand launching dan pergantian logo digital saja," dalih Christiantoko.

Sekadar informasi, B Channel yang kelak menjadi Rajawali Televisi bukanlah bisnis Grup Rajawali pertama di bidang pertelevisian. Dekade 1987, Peter Sondakh menggandeng Grup Bimantara milik Bambang Triatmodjo menggagas stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Peter kemudian melepas kepemilikan saham di RCTI. Hingga akhirnya kini, RCTI dimiliki oleh MNC Group.  (Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com