Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Sandiaga Uno Raup Laba Bersih Rp 444 Miliar

Kompas.com - 30/04/2014, 18:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk pada tiga bulan pertama tahun ini berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 444 miliar. Jumlah itu naik 383 persen dari Rp 92 miliar di kuartal I-2013.

Presiden Direktur Saratoga Sandiaga S. Uno menjelaskan, kenaikan laba bersih sebagian besar disumbang oleh kinerja perusahaan investasi sebesar Rp 169 miliar dan laba kurs sebesar Rp 159 miliar.

Menurut Sandiaga, penguatan ekonomi yang terjadi di awal tahun 2014 telah berhasil mendorong kinerja perseroan tumbuh secara positif.

"Perseroan berhasil mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang terus menguat baik di domestik maupun global. Kami akan terus berusaha mempertahankan momentum positif ini untuk meraih target bisnis yang telah ditetapkan," ujar Sandiaga Uno dalam keterangan resminya, Rabu (30/4/2014).

Dari sisi pendapatan, Saratoga berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun, atau naik 169 persen jika dibanding periode sama tahun 2013 sebesar Rp 583 miliar.

Sementara itu, Chief Financial Officer PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Jerry Ngo menambahkan, untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014, Perseroan telah mengalokasikan dana sekitar 100 juta dollar AS untuk investasi baru di sektor-sektor strategis termasuk sektor infrastruktur.

"Meningkatnya kebutuhan energi memberikan peluang investasi yang menarik. Kami sedang menjajaki investasi di proyek power plant mengingat permintaan listrik di Indonesia setiap tahun tumbuh rata-rata 8,4 persen," tambah Jerry.

Secara keseluruhan, kinerja Saratoga bertumpu pada tiga sektor bisnis utama yaitu konsumer, infrastruktur dan sumber daya alam.

Sektor konsumen dan infrastruktur masih terus melanjutkan penguatan bisnis, sejalan dengan membaiknya perekonomian domestik. Sementara di sektor sumber daya alam, harga batubara yang mengalami penurunan selama 2 tahun terakhir, mulai menunjukkan sinyal penguatan.

“Kami optimis tahun 2014 akan memberikan kinerja yang lebih optimal, mengingat potensi pertumbuhan ekonomi baik global maupun domestik akan lebih tinggi daripada tahun 2013. Meski demikian, Saratoga akan tetap fokus melakukan investasi secara disiplin untuk meraih hasil yang optimal,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com