Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kemenkeu Harus Klarifikasi soal Data WikiLeaks

Kompas.com - 06/05/2014, 20:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa Ah Maftuchan menyatakan, pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus melakukan klarifikasi atas data-data kawat diplomasi AS tentang sepak terjang Hadi Poernomo (HP) ketika menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak.

"Selain itu, HP atau Sri Mulyani juga harus didorong memberikan keterangan terkait hal tersebut. Bahkan KPK supaya juga meminta keterangan ke HP dan Sri agar terbongkar indikasi campur tangan korporasi dalam hal ini," kata Maftuch ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (6/5/2014).

Maftuch mengatakan, klarifikasi tersebut harus dilakukan secepatnya, karena bisa berdampak kepada pembenahan otoritas perpajakan dan pengungkapan kejahatan perpajakan. Kejahatan itu, lanjutnya, bisa saja melibatkan pejabat bank, korporasi baik asing maupun domestik, serta negara asing.

Lebih lanjut, Maftuch yakin pada realitanya banyak korporasi, baik asing maupun dalam negeri yang melakukan intervensi kepada otoritas perpajakan. Tujuannya jelas, pihak-pihak itu punya kepentingan terkait perihal pajak.

"Hal ini terkait dengan kebiasaan korporasi dalam upaya melakukan pengelakkan dan penghindaran pajak," jelas Maftuch.

Seperti diberitakan, WikiLeaks membocorkan laporan diplomatik AS mengenai sepak terjang Hadi Poernomo selama menjabat sebagai Dirjen Pajak. Amerika Serikat, bagaimanapun, sangat berkepentingan dengan Kementerian Keuangan. Salah satunya karena hal itu berkaitan dengan kegiatan investasi perusahaan-perusahaan asal negara ini di Indonesia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com