Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun Tipis

Kompas.com - 07/05/2014, 08:12 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com -
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melemah pada Selasa (6/5/2014) waktu setempat (Rabu pagi WIB) karena koreksi teknis. Namun penurunannya terbatas karena sentimen ketegangan di Ukraina dan ketidakpastian di pasar ekuitas AS.

Kontrak emas yang paling aktif untuk Juni turun tipis 0,7 dollar AS atau 0,05 persen, menjadi ditutup pada 1.308,6 dollar AS per ounce.

Para analis pasar percaya bahwa situasi di Ukraina akan terus memburuk dan sehingga memberikan dukungan kepada emas sebagai aset "safe-haven" sampai Mei dengan mengorbankan euro dan ekuitas.

Mereka berpendapat bahwa dalam jangka pendek, emas akan tetap sangat kuat dan memiliki lintasan jangka panjang "bullish" signifikan dihiasi dengan seringnya aksi ambil untung selama kenaikan mantap.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Selasa juga membantu penurunan emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa defisit perdagangan AS turun sebesar 3,6 persen menjadi 40,4 miliar dolar AS pada Maret karena AS meningkatkan ekspor gas, minyak dan pesawat komersial.

Ketua Federal Reserve Janet Yellen dijadwalkan akan tampil di hadapan sidang Kongres gabungan pada Rabu dan dihadapan Komite Anggaran Senat pada Kamis.

Para investor berharap dia akan memberikan beberapa kejelasan tentang seberapa cepat bank sentral AS akan mengurangi program pembelian obligasinya.

Sementara perak untuk pengiriman Juli naik 7,4 sen, atau 0,38 persen, menjadi ditutup pada 19,645 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli, naik 9,7 dollar AS, atau 0,67 persen, menjadi berakhir pada 1.458,1 dollar AS per ounce.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com