Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pendiri Wardah, dari "Door to Door" sampai Dikejar CEO

Kompas.com - 19/05/2014, 11:47 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


KOMPAS.com
–   Berbicara mengenai proses, Nurhayati Subakat, CEO PT Paragon Technology Innovation (PTI) yang dulu bernama PT Pustaka Tradisi Ibu pemilik merek kosmetik muslimah Wardah, mempunyai cerita bagaimana jatuh bangunnya mengembangkan Wardah.

Menurut wanita yang lahir di Padang Pajang, Sumatera Barat ini, awalnya sangat sulit memulai bisnis kosmetik yang sudah digelutinya sejak tahun 1985. "Awalnya sulit karena kok ada kosmetik dengan label halal, ini disangka jual agama. Tapi yang jelas ide label halal itu awalnya berasal dari pesantren," cerita Nurhayati Subakat saat menjadi pembicara pada Pesta Wirausaha 2014 yang digelar oleh Komunitas Tangan D Atas (TDA) di TMII, Jakarta, Kamis (15/5/2014).

Awalnya, sebut Nurhayati, bisnis tersebut hanya bisnis rumahan biasa. Dengan target konsumen muslimah, Wardah membawa label halal pada brand-nya. Ketika itu produknya hanya ditawarkan dari pintu ke pintu (door to door) dan dari salon ke salon.

Kesulitan terbesar menurutnya adalah mendapatkan kepercayaan terhadap produk kosmetik rumahan baru dengan label halal tersebut yang dia bawa. Namun perlahan, dengan kerja kerasnya, bisnis tersebut mampu mendapatkan kepercayaan dari konsumennya.

Nurhayati terus mengembangkan sayap usahanya ke berbagai tempat yang memiliki potensi usaha. Namun, saat usahanya berkembang, Nurhayati mendapatkan cobaan yang tidak ringan, tempat usahanya mengalami musibah kebakaran. Musibah tersebut sempat membuat wanita berdarah minang tersebut ingin berhenti menjadi pengusaha.

Tetapi mental seorang pengusaha bermain disini. Dia menyadari jika dia berhenti, maka karyawannya akan kehilangan mata pencaharian untuk keluarganya. Atas dasar tanggung jawab terhadap karyawannya, dia putuskan untuk kembali memulai dari awal bisnisnya yang sempat bangkrut tersebut.

Kebangkitan bisnis Nurhayati, dimulai melalui relasi-relasinya. Bisnis wanita berhijab tersebut merangkak naik dan makin besar. Produk-produknya semakin dipercayai konsumen dan jangkauan wilayah produknya pun semakin luas.

Saat ini, PTI memiliki dua pabrik yang berlokasi di Cibodas dan Tangerang dengan daerah operasional mencapai 30 daerah dengan 4.500 karyawan diseluruh Indonesia. Bahkan saat ini produk-produk PTI sudah masuk ke berbagai negara Asia Tenggara seperti Malaysia.

Keberhasilan Nurhayati, mengembangkan bisnis kosmetik halalnya, ternyata membuat para CEO kosmetik dunia penasaran dengan strategi bisnis produk Wardah. Nurhayati bercerita, ketertarikan CEO kosmetik dunia tersebut nampak saat dia menghadiri sebuah acara di Eropa.

Saat itu menurutnya, dia sampai dikejar-kejar oleh orang yang ingin menanyakan strategi bisnis Wardah. Dia baru menyadari setelah itu, ternyata yang bertanya tersebut adalah CEO kosmetik dunia.

"Kami dikejar-kejar CEO perusahan kosmetik dunia. Mereka tanya apa yang membuat Wardah bisa seperti ini, lalu saya jawab ini karena pertolongan Allah," ucapnya yang kemudian disambut tepuk tangan para peserta seminar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com