Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Minta Masing-masing Pemda Berkoordinasi Pasokan Pangan

Kompas.com - 21/05/2014, 15:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan pentingnya menjaga pasokan bahan pangan. Permasalahan yang kerap timbul adalah ketika pasokan berlebih dan pasokan tidak ada.

"Ketika supply berlebih kita mesti memberi jaminan bahwa itu akan disalurkan dan digunakan dengan baik. Kalau kurang, kadang kita terpaksa harus membawa dari luar (impor)," kata Lutfi di Jakarta, Rabu (21/5/2014).

Untuk komoditas beras, Lutfi menyatakan pihaknya menjalankan mekanisme resi gudang untuk menyerap pasokan beras yang ada. Adapun untuk komoditas daging ayam, Kemendag berupaya memperbaiki jumlah distribusi dan mencari pasar ekspor ke luar negeri.

Untuk beberapa komoditas tertentu, Lutfi mengaku ada beberapa propinsi yang melarang komoditas yang diproduksi keluar dari wilayahnya. Ia tidak menyebut provinsi tertentu, namun ia menyebut hal ini terjadi pada komoditas gula.

"Kalau diserap tidak masalah. Tapi gula bertumpuk jumlahnya hampir 600.000 ton karena kualitasnya sudah jelek. Tidak bisa dijual, dikeluarkan dari provinsi tidak bisa. Lalu nanti datang ke Kemendag bertanya barang ini harus diapakan. Makanya koordinasi sangat diperlukan," ujar Lutfi.

Salah satu solusi yang ditempuh untuk mengurangi kekurangan pasokan adalah dengan mendatangkan pasokan dari provinsi lain. Ia menyebut contoh berupa komoditas beras di Jawa terganggu pasoknya karena mundurnya masa panen.

"Karena panen beras mundur di Jawa, beras IR 64 dan 66 akhirnya didatangkan dari Sulawesi Utara. Ini luar biasa. Tapi masalahnya ketika pasokan gula di Jawa tidak bisa keluar, di Kalimantan Tengah dan Timur justru kurang," ungkap Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Nasabah Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi ke IFG Life Terus Bertambah

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com