Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Handset" Murah Dongkrak Penjualan "Smartphone"

Kompas.com - 29/05/2014, 15:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


WASHINGTON, KOMPAS.com - Penjualan smartphone global akan meningkat 23 persen tahun ini menjadi 1.2 miliar unit. Peningkatan penjualan tersebut didorong pertumbuhan penjualan smartphone murah di negara berkembang.

Berdasarkan survei IDC, penjualan smartphone akan bertahan stabil secara tahuhan pada kisaran 12,3 persen hingga tahun 2018. Penjualan ini banyak disumbang ponsel murah dengan sistem operasi Android. Adapun penjualan Apple akan merosot, Microsoft Windows akan cenderung stagnan dan Blackberry makin memudar.

"Yang menarik dari pertumbuhan smartphone adalah lokasinya. Pengiriman smartphone akan lebih dari dua kali lipat antara saat ini hingga 2018 ke negara berkembang penting termasuk India, Indonesia, dan Rusia. Dengan tambahan, Tiongkok akan menyerap sepertiga pengiriman smartphone pada 2018," kata analis IDC Ramon Llamas seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (29/5/2014).

IDC menyatakan rata-rata harga penjualan smartphone akan merosot tahun ini dari 335 dollar AS pada tahun 2013 menjadi 314 dollar AS. Pada tahun 2018 mendatang, harga jual smartphone akan terus turun hingga berada pada posisi 267 dollar AS.

Biro riset tersebut juga memprediksi Android masih memimpin penjualan smartphone dengan market share 80,4 persen pada tahun 2014. Adapun pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan sedikit bergeser ke Windows.

Sementara itu, market share Apple iOS diperkirakan akan turun dari 14,8 persen pada tahun 2014 menjadi 13,7 persen pada tahun 2018. Kondisi ini, ungkap IDC, menandakan ada pertumbuhan penjualan di beberapa segmen pasar.

Selain itu, minimnya unit murah keluaran Apple pun menjadi faktor. IDC juga menyebutkan Windows Phone secara perlahan akan meningkat penjualannya dan market share akan bertambah dari 3,5 persen tahun ini menjadi 6,4 persen di tahun 2018. Laporan IDC menyebut market share Blackberry akan kurang dari 1 persen tahun ini, atau persisnya 0,8 persen. Pada tahun 2018 akan mencapai hanya 0,3 persen.

"Pertanyaan apakah Blackberry dapat bertahan masih terus bergulir. Satu-satunya cara adalah mungkin melalui pendekatan berdasarkan aspek keamanan," tulis laporan IDC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com