"Tapi kami melihat ini sifatnya temporer karena lebih di-drive untuk hal-hal menjelang lebaran. Tapi mudah-mudahan tidak akan sebesar ini. Karena perama, impor akan lebih rendah. Kedua, mudah-mudahan angka ekspor bisa lebih baik," kata Chatib ketika ditemui di kantornya, Senin (2/6/2014).
Chatib menjelaskan pertumbuhan impor lebih didorong komoditas berupa peralatan mesin dan sejenisnya. Untuk menghindari risiko kenaikan harga barang-barang lainnya, ujar Chatib, maka pemerintah melakukan beberapa upaya untuk menjaga harga agar tetap stabil.
Karena deifisit neraca perdagangan Mei sifatnya musiman, ia berharap capaian kinerja impor pada bulan Mei tidak akan lebih besar. Setidaknya tidak berbeda jauh dengan capaian kinerja impor pada bulan April.
"Mudah-mudahan enggak. Mungkin bisa lebih sedikit kurang lebih seperti ini. Tapi saya harap ekspor lebih besar, impornya mudah-mudahan bisa lebih rendah," jelas Chatib.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan RI pada bulan April 2014 mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dollar AS. Hal ini disebabkan defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 1,07 miliar dollar AS dan 0,89 miliar dollar AS.
"Impor nonmigas April 2014 mencapai 12,56 miliar dollar AS, naik 19,32 persen dibanding Maret 2014. Impor migas April 2014 mencapai 3,70 miliar dollar AS, turun 7,55 persen dibanding Maret 2014 " kata Kepala BPS Suryamin.
Nilai impor nonmigas terbesar April 2014 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik sebesar 2,35 miliar dollar AS. Nilai ini naik 17,89 persen dibanding impor golongan barang yang sama dengan Maret 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.