Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Maskapai Batal Beroperasi di Halim Perdanakusuma

Kompas.com - 03/06/2014, 16:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak tiga maskapai penerbangan mengurungkan niatnya untuk terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Beberapa maskapai ini sebelumnya sempat berkeinginan beroperasi di bandara tersebut selain di Bandara Soekarno Hatta.

General Manager Halim Perdanakusuma Iwan Khrishadianto mengatakan, tiga maskapai yang menyatakan batal membuka operasi di Halim Perdanakusuma yakni Garuda Indonesia, Lion Air dan juga Air Asia.

"Kemarin hasil informasi dan sudah berkirim surat juga ke kami, maskapai Garuda, Air Asia dan Lion, tidak jadi masuk," kata Iwan, saat ditemui wartawan, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (3/6/2014).

Iwan mengatakan, dalam rencana awal, tiga maskapai tersebut memang sempat berencana untuk membuka operasi di bandara tersebut. Iwan belum mengetahui pasti alasan pembatalan ini.

"Kalau alasan yang jelas sekali saya tidak tahu. Cuma intinya kurang efektif sama alasan operasional," ujar Iwan.

Sejauh ini belum ada informasi lanjutan mengenai maskapai lain yang berencana membuka operasi di sana. Meski demikian, Direktorat Jenderal Udara (DJU) telah merekomendasikan maskapai Sky Aviation untuk beroperasi di sana.

"Kemarin kami dapat dari DJU. Ada informasi Sky mau masuk," ujarnya. Ia menyatakan, Halim Perdanakusuma memiliki total 74 slot penerbangan per hari. Saat ini, sebanyak 32 slot penerbangan sudah terisi oleh Citilink.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com