Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dolly Ditutup, Inilah Pendapatan Surabaya yang Melayang

Kompas.com - 16/06/2014, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa perempuan dengan pakaian ketat duduk di jendela toko, mengabaikan panggilan adzan dari masjid yang berada di jantung salah satu kawasan red light district terbesar di Asia Tenggara.

Berada di gang-gang sempit di Surabaya, Dolly selama ini menjadi kawasan prostitusi legendaris, yang mempertemukan pencari kenikmatan dengan para pekerja seks yang berasal dari berbagai pelosok Tanah Jawa. Lewat pintu-pintu yang kusam, mereka para pekerja seks komersial menjajakan jasanya.

Namun, pemandangan itu pada pertengahan pekan ini akan hilang seiring langkah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang akan menutup lokalisasi itu. "Kami harus mengangkat rakyat kita dari penindasan," kata Tri Rismaharini, ujarnya dikutip dari AFP, Senin (16/6/2014).

Risma telah menetapkan tanggal 18 Juni sebagai tenggat terakhir untuk menutup rumah bordil di Dolly dan lokalisasi Jarak, di mana sebagian besar pengunjung adalah warga setempat.

Selama ini, Dolly menjadi salah satu mesin ekonomi Surabaya, utamanya buat mereka yang bekerja di sektor informal.

Dari hitungan AFP, dalam sehari semalam, uang yang berputar di kawasan ini mencapai Rp 300 juta hingga Rp 500 juta (25.000 dollar AS-42.000 dollar AS). Uang itu sebagian besar dinikmati oleh para pedagang kaki lima di sekitar lokasi, para sopir taksi dan tukang ojek.

Adapun para PSK mendapatkan penghasilan sebesar Rp 10 juta-Rp 13 juta rupiah per bulan (850 dollar AS-1.100 dollar AS).

Menilik begitu besarnya perputaran uang dari kahadiran rumah bordil di kawasan Dolly, tak heran jika muncul penolakan atas penutupan lokalisasi itu, meskipun Pemkot Surabaya tetap bersikukuh melakukan penutupan.

"Saya tidak akan pernah bisa menemukan pekerjaan lain karena saya bahkan tidak menyelesaikan sekolah dasar," kata seorang PSK.

Pada malam-malam terakhir penutupan Dolly, suasana gang-gang sempit masih seperti biasanya: kerumunan orang dan sepeda motor yang memadati jalan-jalan. Ada juga pasangan yang keluar untuk berjalan-jalan dan anak-anak bermain. Dan, suasana masih damai....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com