Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Pertumbuhan 7 Persen, Jokowi-JK Bangun Jaringan Logistik

Kompas.com - 17/06/2014, 16:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Ahli Ekonomi calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Wijayanto Samirin, mengatakan, target pertumbuhan ekonomi versi Jokowi-JK sebesar 7 persen per tahun sangat realistis. Untuk mewujudkan target ini, pasangan nomor urut 2 ini akan membangun jaringan logistik.

Wijayanto menjelaskan, terdapat kecenderungan konsistensi penurunan pertumbuhan ekonomi, dari 6,5 persen pada 2011, kemudian 6,2 persen pada 2012, pada 2013 mencapai 5,78 persen, sampai 5,2 persen pada kuartal I 2014. Bila tidak ada upaya inovatif dan hanya melanjutkan kebijakan, maka tren penurunan akan terus berlanjut.

"Dalam kasus Indonesia, ekonomi tidak bisa tumbuh cepat kalau ada masalah logistik. Ekonomi tidak bisa tumbuh ketika sistem logistik tidak efisien. Jaringan logistik ibarat pembuluh darah bagi tubuh," kata Wijayanto dalam konferensi pers di Media Center Jokowi-JK, Selasa (17/6/2014).

Menurut dia, bila jaringan logistik tidak diperbaiki dan ekonomi dipaksakan untuk tumbuh, maka perekonomian negeri ini akan mengalami stroke. Akibatnya, inflasi bisa melonjak tinggi alias hiperinflasi.

Lebih lanjut, Wijayanto mengungkapkan buruknya jaringan transportasi menyebabkan biaya logistik di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan. Pada tahun 2013, biaya logistik di Indonesia setara 27 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Bayangkan jika biaya logistik tersebut bisa ditekan dan dialokasikan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh atau melakukan R&D (Research & development), dampaknya akan sangat luar biasa," sebutnya.

Target Jokowi-JK adalah menurunkan biaya logistik, minimal 5 persen setahun, sehingga pada tahun 2019, biaya logistik akan setara dengan Thailand (15,2 persen dari PDB pada 2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com