Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Harga Patokan Ekspor Komoditas Pertanian dan Kehutanan Juli 2014

Kompas.com - 29/06/2014, 14:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan peraturan baru tentang harga patokan ekspor (HPE) produk pertanian dan kehutanan yang dikenakan bea keluar (BK).

Adapun produk pertanian dan kehutanan yang dikenakan Bea Keluar (BK) adalah produk CPO (crude palm oil), biji kakao, kayu, dan kulit.

“Penurunan harga referensi dan HPE untuk produk CPO dan biji kakao disebabkan oleh menurunnya harga internasional untuk kedua komoditas tersebut,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Bachrul Chairi dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (29/6/2014).

Penetapan HPE CPO didasarkan pada harga referensi CPO yaitu 870,35 dollar AS per metrik ton, di mana besaran tersebut turun sebesar 44,91 dollar AS ( 4,9 persen) dari periode bulan sebelumnya, 915,26 dollar AS per metrik ton. Dari harga tersebut didapat HPE CPO sebesar 799 dollar AS per metrik ton atau turun 45 dollar AS (5,3 persen) dibandingkan periode bulan sebelumnya, 844 dollar AS per metrik ton.

Bea keluar CPO turun dari 12 persen pada Juni 2014, menjadi 10,5 persen. Sementara itu, harga referensi biji kakao untuk penetapan HPE biji kakao mengalami kenaikan sebesar 135,22 dollar AS (4,6 persen), dari 2.932,41 dollar AS per metrik ton menjadi 3.067,63 dollar AS per metrik ton.

Kenaikan ini berdampak pada penetapan HPE biji kakao yang juga meningkat sebesar 132 dollar AS (5 persen), dari 2.634 dollar AS per MT, menjadi 2.766 dollar AS per metrik ton. Namun, BK biji kakao tidak berubah, masih 10 persen.

Untuk HPE produk kayu, Bachrul mengatakan telah diputuskan melalui pembahasan oleh Tim Teknis Penetapan HPE selama tiga bulan terakhir. Disepakati penyesuaian besaran harga mengacu pada usulan HPE dari Ditjen Bina Usaha Kehutanan, Kementerian Kehutanan.

Secara umum, nilai HPE Produk Kayu meningkat antara 4,2 persen hingga 75 persen. Bachrul menambahkan, HPE untuk produk kayu belum pernah berubah sejak 2007 dan sudah saatnya dilakukan penyesuaian.

“Oleh karena itu, setelah melalui pembahasan dengan melibatkan stakeholders perkayuan nasional, disepakati besaran HPE yang baru untuk produk kayu. Sementara untuk HPE komoditas produk kulit tidak ada perubahan dari periode bulan sebelumnya,” katanya.

Sebagai informasi, penetapan HPE baru tertuang dalam beleid, Permendag No.30/M-DAG/PER/6/2014 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

Bachrul menjelaskan, penetapan HPE periode Juli 2014 tersebut dilakukan setelah memperhatikan rekomendasi dan hasil rapat koordinasi dengan instansi-instansi teknis terkait, khususnya dalam menyikapi perkembangan harga komoditas baik nasional maupun internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com