Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Agribisnis Jokowi-JK Bisa Sukses Jika Tak Ada Liberalisasi Pangan

Kompas.com - 06/07/2014, 03:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menuturkan, agar agribisnis berbasis pertanian yang diusung Jokowi-JK sukses, maka pasangan itu harus memastikan tidak ada lagi liberalisasi tata niaga pangan.

Pemerintah harus memastikan petani rakyat juga ambil peran dalam agribisnis pertanian. “Harus ada lembaga pemerintah yang berfungsi sebagai stabilisasi harga pangan dan buffer stock,” katanya kepada Kompas.com, Sabtu (5/7/2014).

Enny sepakat dengan apa yang disampaikan pasangan Nomor urut dua itu, bahwa hilirisasi industri berbasis pertanian, dilakukan dengan jalan menciptakan nilai tambah produk pertanian. Hal ini, lanjut Enny, akan berdampak pada peningkatan insentif ekonomi untuk petani.

“Pada akhirnya (agribisnis) dapatmeningkatkan produktivitas pertanian,” terangnya.

Sebelumnya, calon presiden Joko Widodo optimistis Indonesia mampu meningkatkan produktivitas pangan, dan menumbuhkan agribisnis kerakyatan berbasis pertanian, asalkan pemerintah membuka pasar untuk para petani, di samping mendorong tumbuhnya industri pengolahan.

Sementara itu, cawapres Jusuf Kalla menambahkan, untuk membangun agribisnis pertanian maka dibutuhkan nilai tambah. Misalnya,kata dia industri pengolahan crude palm oil (CPO) perlu ditingkatkan. Dengan cara demikian, petani mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari usaha pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com