Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Saham Arab Saudi Akan Dibuka untuk Asing

Kompas.com - 22/07/2014, 13:43 WIB

RIYADH, KOMPAS.com -
Arab Saudi akan membuka pasar saham mereka kepada investor internasional. Artinya, investor asing akan memiliki akses besar untuk masuk ke pasar saham terbesar di Arab. Langkah ini dilakukan pemerintah Arab Saudi dalam rangka diversifikasi perekonomian mereka.

Berdasarkan kantor berita SPA, pemerintah Arab Saudi memberikan wewenang kepada Regulator Bursa Efek untuk memperbolehkan institusi finansial luar negeri untuk bertransaksi saham di Tadawul All Share Index dan memberikan regulator waktu untuk menentukan batas waktu pelaksanaannya. Asal tahu saja, saat ini, pasar saham bernilai 531 miliar dollar AS tersebut hanya terbatas untuk investor domestik dan investor asing dari enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC).

Arab Saudi melonggarkan kebijakan di pasar saham untuk menarik dana senilai 130 miliar dollar yang akan digunakan untuk meningkatkan industri non minyak.

Raja Abdullah (90), telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi di level 6,4 persen dalam empat tahun terakhir. Padahal, negara-negara tetangga mereka mulai dari Mesir hingga Iraq tengah terbelit krisis geopolitik dan guncangan pasar finansial.

"Raksasa besar yang sedang tertidur di wilayah Timur Tengah adalah Arab Saudi, di mana pasar saham dengan kapitalisasi besar ini tidak bisa diakses oleh investor asing. Sangat menyenangkan dengan adanya kebijakan baru ini. Hal ini akan memberikan kredibilitas yang lebih besar ke wilayah tersebut," jelas Gary Dugan, chief investment officer National Bank of Abu Dhabi PJSC dari Abu Dhabi.

Menurut Dugan, langkah ini juga merupakan langkah besar pasar saham Arab Saudi untuk masuk ke dalam indeks MSCI Emerging Market. Pasar saham Arab Saudi merupakan pasar saham terbesar selain CHina di mana transaksi sahamnya tak dilibatkan dalam indeks MSCI global karena terbatasnya keterlibatan investor asing.

Catatan saja, Tadawul Indx sudah melonjak 14 persen di sepanjang tahun ini. Sebagai perbandingan, indeks MSCI Emerging Market hanya naik 6 persen. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,33 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Ada Momen Ramadhan, Penjualan Eceran Maret 2024 Melesat

Whats New
Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Menko Airlangga: Kemungkinan RI Resesi Hanya 1,5 Persen, Terendah di Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com